Baru Gorontalo dan Babel Serahkan Daftar Nama Pendamping Desa

Jumat, 18 September 2015 – 05:03 WIB
Puan Maharani. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Hingga saat ini, baru dua daerah yang sudah memberikan daftar nama-nama pendamping desa ke pemerintah pusat. Daerah itu adalah Provinsi Gorontalo dan Bangka Belitung.

Sisanya masih melakukan pendaftaran terhadap pendamping yang nantinya bertugas membantu masyarakat mengembangkan potensi dan aset yang ada guna kesejahteraan bersama.

BACA JUGA: Kata Menteri Sudirman, Ini Penyebab Harga Avtur dari Pertamina Lebih Mahal

"Nantinya dibutuhkan hampir 70-an ribu (tenaga pendamping desa). Hari ini sampai akhir bulan Desember sudah terdaftar dalam list. Dari laporan yang ada, daerah yang sudah memberikan list pendamping desanya itu Provinsi Babel dan Gorontalo. Sementara sisanya masih dalam pendaftaran pendamping desa," ujar Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, selaku Penanggungjawab Suksesnya Penyaluran Dana Desa, Kamis (17/9).

Menurut Puan, pendamping desa sangat dibutuhkan, agar pembangunan desa lebih optimal. Dengan begitu visi misi dan persepsinya sama. Sehingga tidak ada persepsi yang berbeda bagaimana membangun desa. 

BACA JUGA: Duh...‎Jutaan PKL Terjerat Rentenir

"Desa seperti apa dan bagaimana membangun desa itu sudah ada panduannya. Jadi pendamping desa perlu ditata agar dapat membangun partisipasi musrenbangdes (musyawarah rencana pembangunan desa). Selalu saya temukan masalah ada di musrenbangdes. Jangan berpikir musrenbang ini rumit sebagaimana yang terjadi dalam skala nasional," ujarnya di hadapan peserta Pelatihan bagi Pelatih Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Indonesia. 

Menurut Puan, intinya Musrenbangdes harus bisa mengangkat kebutuhan tiap desa yang ada. Tidak bisa disamaratakan. Karena setiap desa punya khas dan kearifan masing-masing.

BACA JUGA: Istri KSAL Kaget Saat Kunjungi Galeri Indonesia WOW

"Misalnya untuk urusan pangan itu mereka padi. Maka jangan diberikan satu gambaran kalau menanam singkong lebih. Begitu sebaliknya. Ketahanan pangan disesuaikan dengan kearifan masyarakat desa sendiri.  Jangan diidentikan ketahanan pangan dengan beras. Kalau saya, ketahanan pangan Indonesia bukan hanya punya beras atau padi, tapi juga punya singkong, ketela, sagu, jagung. Jadi ini harus dibangun oleh pendamping," ujarnya.

Puan berharap peserta yang telah dilatih nantinya dapat memberikan pelatihan terhadap 70 ribu tenaga pendamping untuk membangun desa. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... RJ Lino: Kereta Api Gak Bisa Bersaing!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler