Baru Sehari, Uji Coba PTM di SMAN 1 Wonogiri Dihentikan, Ini Penyebabnya

Selasa, 06 April 2021 – 10:45 WIB
Siswa SMAN 1 Wonogiri menjalani rapid test antigen di sekolah setempat, Senin (5/4). Foto: Iwan Adi Luhung/Radar Solo

jpnn.com, WONOGIRI - Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di SMAN 1 Wonogiri yang baru dimulai Senin (5/4) dihentikan untuk sementara lantaran salah satu siswa terkonfirmasi positif Covid-19.

Penemuan kasus positif Covid-19 itu setelah Pemkab Wonogiri melakukan rapid test antigen maupun swab test kepada para siswa peserta uji coba PTM.

BACA JUGA: Mas Gibran Tidak Mau Mundur, Juli PTM Harus Buka

Dari pantauan Radar Solo, Tim Satgas Penanganan Covid-19 Wonogiri melakukan pantauan langsung ke sekolah-sekolah yang melakukan uji coba PTM, termasuk SMAN 1 Wonogiri.

Tim satgas memberikan edukasi dan menguatkan komitmen kepada para guru, karyawan, dan siswa untuk saling menjaga agar tidak terjadi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah saat uji coba PTM dilakukan.

BACA JUGA: Bu Retno: Uji Coba PTM Terbatas Seharusnya Juli 2021

Siswa diberikan pemahaman oleh tim gabungan dari Satgas Penanganan Covid-19 Wonogiri tentang pentingnya menjaga protokol kesehatan di sekolah dan di luar sekolah.

Sebelum masuk kelas, siswa menjalani rapid test antigen terlebih dahulu.

BACA JUGA: Pak Ganjar Selesaikan Pemasangan 600 Sambungan Listrik Gratis untuk Warga Wonogiri

Sejumlah siswa tampak meringis saat diambil sampelnya. Namun, ada juga siswa lain yang tampak biasa saja.

Rapid test antigen sudah direncanakan untuk menyasar para siswa SMA dan sederajat, yang mengikuti uji coba PTM. Diketahui, terdapat tiga sekolah setingkat SMA yang melakukan uji coba PTM di Kota Sukses yakni SMAN 1 Wonogiri, SMKN 1 Wonogiri, dan MAN Wonogiri.

"Kami sudah sepakat sebelumnya, anak-anak SMA sederajat yang ikut simulasi PTM di-rapid test antigen. Guru kan sudah, hasilnya seperti apa nanti kami laporkan kepada Pak Bupati. Kajian epidemiologi seperti apa, nanti Pak Bupati yang akan mengambil kebijakan," kata Sekda Wonogiri Haryono di sela-sela pemantauan uji coba PTM di SMAN 1 Wonogiri, Senin (5/4).

Haryono membenarkan informasi soal hasil rapid test antigen seorang siswa SMAN 1 yang positif Covid-19. "Laporan kepada kami sementara itu," katanya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Wonogiri Adhi Dharma mengatakan, alasan rapid test antigen hanya dilakukan kepada siswa SMA dan sederajat karena mobilitas mereka yang dinilai tinggi.

Sementara siswa SD ataupun SMP mobilitas mereka tidak terlalu tinggi atau terbatas. Apalagi anak-anak SMA dan sederajat terkadang juga ikut kegiatan kemasyarakatan, seperti karang taruna.

Hasil penelusuran dinkes, siswa yang positif Covid-19 tersebut diketahui sebelumnya mengikuti kegiatan nyinom (kurang lebih berarti muda mudi yang membantu warga di kampungnya hajatan) di sekitar rumahnya.

"Pihak puskesmas langsung menelusuri ke sana (sekitar rumah), mencari tahu ada atau tidak kasus tambahannya. Untuk mengantisipasi sebelum anak-anak kontak dengan yang lain. Semisal dia sebelum masuk ke sekolah dan melakukan kontak dengan yang lain, kami tracing dulu," katanya.

Adi Dharma menambahkan, hasil rapid test antigen itu belum final. Pihaknya pun sudah mengambil sampel lendir siswa itu untuk diuji RT-PCR.

"Jadi hasil rapid test antigen yang positif, kami tindaklanjuti dengan pemeriksaan PCR. Tujuannya untuk memastikan, kami pakai hasil dari PCR," kata Adhi Dharma.

Selain itu, orang tua siswa yang bersangkutan juga diambil sampel lendirnya. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya penularan yang lebih luas.

Sementara Kepala SMAN 1 Wonogiri Endang Sunarsih mengatakan, untuk sementara PTM yang dilakukan di sekolah itu off.

"Kami belum tahu off sampai kapan, tergantung dari satgas. Itu sudah di luar kendali sekolah. Sekolah sudah berusaha menyiapkan semuanya semaksimal mungkin," kata dia.

Pihaknya juga sudah memberitahukan kepada siswa dan orang tuanya lewat WhatsApp grup bahwa uji coba PTM dihentikan sementara karena ada satu siswa yang hasil rapid test antigen dan swab-nya positif Covid-19.

"Jadi kembali PJJ (pembelajaran jarak jauh) seperti sebelumnya. Tadi (kemarin) sebenarnya juga ada PJJ, mulainya jam 10.00," katanya.

Endang menuturkan, pihaknya memang tidak memberitahu siswa soal diadakannya rapid test antigen sebelum masuk ke kelas. Tujuannya untuk menjaga psikologis siswa agar tidak takut untuk berangkat ke sekolah di hari pertama uji coba PTM kemarin.

"Yang positif cuma satu dari 107 siswa kelas X. Tiga siswa lain berhalangan hadir karena izin, ada yang izin anggota keluarganya meninggal," kata Endang. (al/ria/rs/per/jpr)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler