jpnn.com, MALANG - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menyebut tiga gelombang perkembangan masyarakat dari agraris, industri, sampai informasi selalu menghadirkan peluang, tantangan, bahkan ancaman di era industri 5.0.Hal tersebut ditandai dengan kehadiran metaverse.
Karena itu, dosen Pancasila ini mengajak mahasiswa dan civitas academica lain memperkuat iman politik bernegara untuk membentengi ideologi Pancasila dari gempuran ideologi transnasional di ruang digital.
BACA JUGA: Menkominfo Buka-bukaan soal Pengembangan Metavers di Indonesia, Jangan Kaget, ya!
“Di metaverse, pengguna bisa mengadakan rapat akbar. Siapa berani menjamin metaverse tidak mereka gunakan sebagai ruang terbuka maya untuk menyebarkan ideologi transnasionalisme?” kata Ahmad Basarah.
Hal itu dikatakannya saat menjadi pembicara seminar berjudul Metaverse: Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi di Era Industri 5.0 di Kampus Institute Teknologi Nasional, Malang, Jawa Timur, Rabu (13/7).
BACA JUGA: Kasus Sertifikat Tanah Ganda Marak, Riyanta DPR Beri Solusi Begini
Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini menyatakan era internet of thing (IoT) membuat masyarakat bisa melakukan banyak hal dengan teknologi internet.
Metaverse membuat masyarakat modern dapat berkumpul dan berkomunikasi di dunia virtual tanpa dibatasi ruang dan waktu.
BACA JUGA: Pendaftaran Beasiswa G20 Australia Dibuka bagi Pelamar dengan Kriteria Ini
“Banyak peneliti dan ilmuwan mengingatkan tentang munculnya persoalan yang jauh lebih besar di dunia digital dengan kehadiran metaverse, termasuk menjadikan metaverse sebagai markas kelompok teroris di masa depan akibat interaksi yang lebih nyata dengan peraturan perundang-undangan yang sangat longgar,” kata Ahmad Basarah.
Anggota Komisi X DPR RI itu menjelaskan, di era media sosial konvensional, seperti Facebook, Twitter, YouTube, Instagram, dan Whatsapp, penyebaran ideologi baru yang bertentangan dengan Pancasila bisa berlangsung masif.
Dipastikan, di era metaverse, terjadi interaksi fisik secara maya sehingga persoalan ideologis lebih besar lagi.
‘’Saya mengingatkan pentingnya menjadikan Pancasila sebagai dasar iman politik bernegara. Iman akidah itu kepada Tuhan. Urusan bernegara sejak negeri ini merdeka semua sepakat iman politik bernegara adalah Pancasila,” jelas Ahmad Basarah.
Dosen Universitas Islam Negeri Malang itu mengutip pidato Bung Karno pada hari kemerdekaan RI 1966 yang mengatakan bahwa membangun suatu negara, ekonomi, teknik, dan pertahanan adalah langkah pertama untuk membangun jiwa bangsa.
"Karena itu, kita patut berterima kasih kepada para pendiri bangsa karena tidak saja membuat negara ini merdeka dengan mengusir penjajah, tetapi juga mewariskan Pancasila yang menyatukan kita sebagai bangsa,” tandas Ahmad Basarah.
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi