jpnn.com, PEKANBARU - Kepala Basarnas Republik Indonesia, Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi mencetuskan penggunaan Aquaeye untuk mencari korban tenggelam di perairan.
Sebab, dia menilai sebagian besar pertolongan Tim SAR yang dilakukan adalah pencarian orang tenggelam.
BACA JUGA: 2 Nelayan Hilang di Sekitar Perairan Pulau Morotai, Basarnas Bergerak
Demikian disampaikan oleh Jendral berbintang tiga dipundaknya itu, saat melakukan kunjungan kerja ke Kantor Basarnas Pekanbaru, Riau, Selasa (9/8).
Menurut Henri, sejauh ini belum ada peralatan yang dikhususkan untuk mencari orang tenggelam di dalam perairan, baik di sungai, danau, maupun laut.
BACA JUGA: Basarnas Sulsel Memperluas Areal Pencarian 15 Korban KM Ladang Pertiwi
Untuk itu, Henri telah mempelajari sebuah alat canggih yang biasanya digunakan untuk mencari ikan oleh nelayan di luar negri.
"Alat pendeteksi sangat diperlukan untuk mempercepat mencari korban tenggelam. Maka dari itu saya coba menggunakan alat canggih bernama Aquaeye,” kata Henri di Pekanbaru.
Henri menjelaskan setelah dirinya mencoba mempelajari dan mencari tau alat apa yang dapat mempermudah pencarian korban tenggelam di dalam air.
Akhirnya Henri menemukan Aquaeye, yang dapat mendeteksi benda di dalam air pada kedalaman tertentu.
“Ini Aquaeye kita pakai dan cocok. Alatnya seperti senter di malam hari, langsung keliatan kalau itu manusia di dalam air.
Itu hasil inovasi, alat pencari ikan sebenarnya,” lanjut Henri.
Setelah mempelajari Aquaeye, kemudian Henri mempelajari alat tersebut dan dipasang agar dapat mendeteksi anomali yang ada di dalam air.
“Itu kita pakai kita pasang untuk bisa mendeteksi anomali air. Dengan alat itu bisa mendeteksi, mana buaya mana ikan, dan manusia bisa tau,” jelasnya.
Mengapa Henri begitu memperhatikan hal ini, karena 80 bahkan 90 persen kejadian di perairan yang ditangani tim SAR adalah orang tenggelam.
"Alat pendeteksi sangat diperlukan untuk mempercepat mencari korban tenggelam. Saat ini, jumlah alat deteksi orang tenggelam sebanyak 130 unit di Indonesia. Kemarin kita beli 50 unit, sekarang ditambah 80 unit," bebernya.
Eks Danlanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru ini menyatakan, bahwa Indonesia yang pertama kali memakai Aquaeye untuk mencari orang tenggelam.
"Alat ini sudah terbukti bisa cepat menemukan orang tenggelam. Jadi, tidak perlu menunggu tiga hari orang mengapung baru kita cari. Kalau dengan alat ini, begitu ada orang tenggelam kita cari, bisa langsung ditemukan. Seperti di Jakarta sudah berkali-kali (korban tenggelam) ketemu pakai alat ini," kata Henri.
Bahkan, kata dia, lima Pos SAR yang ada di Riau, semuanya akan dibekali dengan alat pendeteksi orang tenggelam.
"Untuk di Riau sudah ada satu pasang Aquaeye dan satu pasang Underwater Searching Device (USD). Nanti semua Pos SAR di Riau punya alat ini untuk memberikan pelayanan cepat kepada masyarakat," tutup Henri. (mcr36/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Rizki Ganda Marito