jpnn.com - LANDAK- Rencana Pemkab Landak untuk membina dan meminta eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kabupaten Landak bertaubat akhirnya urung. Pemkab Landak memilih mengevakuasi warga eks Gafatar yang berdomisili di Selojeng, Ngabang dan Tubang Raeng, Jelimpo menuju ke Pontianak.
Itu merupakan keputusan dari hasil rapat koordinasi yang dipimpin langsung Bupati Landak, Adrianus Asia Sidot, di aula Kantor Bupati Landak. Para eks Gafatar itu, harus dievakuasi dari Landak.
BACA JUGA: Bertahap.. Eks Gafatar Mulai Diungsikan ke Pontianak
Rapat koordinasi dihadiri Ketua DPRD Landak, Heri Saman, jajaran Forkompimda Landak, Muspika Ngabang, aparatur Desa Hilir Kantor, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat maupun Ormas keagamaan.
Semua peserta rapat koordinasi menyepakati untuk melakukan evakuasi terhadap para eks anggota Gafatar Landak ke daerah asalnya.
BACA JUGA: Brakkk!! Tiga Rumah dan Lima Tiang Listrik Rusak Ditimpa Pohon
Meskipun mereka sudah memiliki KTP dan Kartu Keluarga (KK) di Desa Hilir Kantor, bahkan sudah memiliki tanah serta rumah pribadi, namun evakuasi tetap dilakukan.
“Evakuasi yang akan dilakukan eks anggota Gafatar Landak ini, mempertimbangkan keamanan serta situasi terakhir di Landak. Kita memutuskan mengevakuasi warga eks Gafatar Landak ini ke penampungan di Kota Pontianak. Nantinya kita akan meminta petunjuk dari Pemprov Kalbar,” ujar Bupati Adrianus.
BACA JUGA: Masih Ada 367 Honorer K1 Belum Diangkat jadi CPNS
Evakuasi dilakukan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terhadap eks Gafatar Landak. Perkembangan sutuasi di lapangan tidak bisa dibiarkan begitu saja, sehingga harus diambil langkah-langkah penyelamatan para eks Gafatar ini.
“Jangan sampai sudah terjadi tindakan anarkis, baru kita mau melakukan evakuasi dan segala macam. Tentu hal ini akan repot lagi. Maka dari itu, sebelum hal itu terjadi, dengan cepat kita mengambil keputusan untuk mengevakuasi mereka,” tegas Adrianus. (ius/dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Tergilas Truk, Inalillahi
Redaktur : Tim Redaksi