JAKARTA - Timnas Indonesia U-19 memikul tugas berat untuk meloloskan dirinya ke babak utama Piala Asia U-19 di Myanmar, tahun depan. Kemenangan atas Filipina tadi malam belum cukup untuk memuluskan langkahnya sekalipun jika hanya mengincar posisi di runner up terbaik Grup G.
Digadang-gadang mampu mengulangi kembali pesta golnya seperti pada pertandingan perdana kontra Laos lalu, Evan Dimas Darmono dkk malah banyak membuang peluang mencetak gol. Dengan mencatatkan statistik tembakan ke gawang lebih dominan dengan 12 banding 0, hanya dua gol yang bisa tercipta.
Tembakan tendangan bebas indah dari luar kotak penalti yang dibuat Muhammad Hargianto sempat memberi asa pesta besar akan terulang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta. Gol yang tercipta pada menit ke-27 tersebut menutup rangkaian peluang gol di 20 menit pertama.
Sialnya, gol itu menjadi penutup gol bagi skuad asuhan Indra Sjafri tersebut dalam 54 menit berikutnya. Upaya Indra untuk meningkatkan serangan ke jantung pertahanan lawan terbentur strategi parkir bus ala The Young Azkals, julukan timnas Filipina. Buktinya, serangan Garuda Jaya mentok di pertahanan Filipina.
Bahkan, di babak kedua, dominasi tetap menjadi milik Indonesia. Dengan penguasaan bola yang mencapai 70 persen lebih bagus, serangan Indonesia seperti lupa cara menjebol gawang lebih dari sekali. Penampilan penjaga gawang Filipina Ronilo Jr Vallez Bayan beberapa kali bisa membendung tembakan Evan Dimas dan Zulfiandi.
Tambahan sebiji gol baru terjadi delapan menit sebelum berakhirnya waktu normal. Uniknya, proses terjadinya gol tersebut berasal dari kolaborasi dua pemain pengganti, Paulo Oktavianus Sitanggang dan Yabes Roni Malaifani. Berawal dari terobosan Paulo, Yabes yang muncul dari sisi kiri pertahanan Filipina lolos dari penjagaan dan kemudian menambah gol bagi Indonesia.
Bagi Yabes, inilah gol pertamanya sejak kali pertama dipanggil masuk ke dalam skuaf timnas U-19 pada Prakualifikasi Piala Asia di Jakarta kali ini. Selain itu, pemuda dari Alor, Nusa Tenggara Timur tersebut juga mampu memberi bukti kepada Indra Sjafri. Karena, awalnya Indra Sjafri menyebut Yabes sebagai salah satu solusi untuk pemecah kebuntuan.
Dengan kemenangan kedua Garuda Jaya ini, memang tidak mengubah secara signifikan posisi di klasemen sementara Grup G. Indonesia masih bisa bersanding dengan Korsel di puncak klasemen. Pembedanya hanya pada agresivitas gol, Indonesia surplus enam gol, sedangkan Korsel delapan gol.
Bedanya lagi, kini Indonesia harus bersiap untuk tampil ngoyo di pertandingan terakhir. Bukan karena sekedar menghadapi Korsel yang notebene berstatus sebagai tim juara bertahan di Piala Asia U-19. Melainkan karena catatannya yang belum mendukung lolos sebagai runner up terbaik.
Di pertandingan pertama, Korsel menghempaskan permainan Laos dengan kemenangan 5-1. Kemenangan itu membuat posisi tim Negeri Gingseng berada di atas angin. Mereka hanya butuh hasil imbang pada pertandingan terakhir menghadapai Indonesia, besok (12/10). Asalkan tidak kalah, Korsel tetap lolos ke babak utama.
Berbeda dengan Korsel, Indonesia justru harus tampil mati-matian. Imbang saja mereka sudah pasti tersingkir. Karena, melihat dari syarat untuk lolos sebagai runner up terbaik, kemenangan besar kontra Laos kemarin justru tidak dihitung. Sehingga, kemenangan menjadi harga mati bagi Indonesia di laga terakhir nanti.
Hal tersebut ditegaskan Indra Sjafri pasca pertandingan. Menurutnya, hasil ini sudah maksimal dari anak asuhnya. Dia pun meminta anak asuhnya supaya melupakan hasil ini dan fokus untuk laga berikutnya. "Sekarang waktunya tutup buku, dan tidak ada kata lain di benak kami sekarang kecuali memenangi pertandingan melawan Korsel," koar pelatih asal Padang itu. (ren)
BACA JUGA: Marquez Tetap Diuntungkan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indra Sjafri: Korsel, Hati-hati Sama Yabes!
Redaktur : Tim Redaksi