jpnn.com - BATAM - Batam Pos (Grup JPNN) kembali menorehkan prestasi. Kali ini melalui kolaborasi Fenny Ambaratih dan Yermia Riezky dalam tulisan berjudul ''Raja Ali Haji: Peletak Dasar Tata Bahasa Melayu'' yang terbit di Majalah Batampos.co.id edisi Oktober 2013. Karya tersebut terpilih sebagai Karya Jurnalistik Budaya Pilihan Sagang 2014.
"Tulisan ini dianggap memiliki sedikit keunggulan dari lima nominator lainnya. Baik dari aspek kualitas isi, teknik peliputan, pengaruh maupun cara penyajiannya," kata Amzar, Anggota Tim Penilai Anugerah Sagang 2014.
BACA JUGA: Ini 6 Tokoh di Balik Mulai Mesranya KIH-KMP
Amzar mengaku, tim penilai cukup sulit menentukan peraih anugerah di kategori karya jurnalistik tersebut. Sebab, setiap karya memiliki kekuatan masing-masing. Karya duet Fenny Ambaratih dan Yermia Riezky itu memiliki kekuatan yang lebih di cara penyajiannya. Keduanya mampu mempergunakan kata-kata yang tepat untuk disajikan melalui media online.
"Media online itu lebih longgar ruangnya. Tidak seperti koran yang memiliki keterbatasan di jumlah halaman. Nah, mereka mampu memanfaatkan ruang longgar itu dengan baik," ujarnya lagi.
BACA JUGA: Hubungan KIH dan KMP Mulai Mesra
Karya jurnalistik berjudul ''Raja Ali Haji: Peletak Dasar Tata Bahasa Melayu'' bercerita tentang kiprah Raja Ali Haji di dunia bahasa. Ia menyusun tata bahasa Melayu. Tata bahasa ini yang kemudian menjadi dasar tata bahasa Indonesia.
Sayangnya, tidak banyak orang yang mengetahui kiprah Raja Ali Haji. Baik itu di lingkup Provinsi Kepulauan Riau maupun di kancah nasional. Justru Malaysia yang pertama kali mendudukkan Raja Ali Haji sebagai pahlawan bangsa. Malaysia telah membukukan dan memproduksi karya Raja Ali Haji secara massal.
BACA JUGA: Kartu Sakti Jokowi, Margarito: Urus RT Saja tak Begini Amburadulnya
"Itulah mengapa kami ingin mengangkat Raja Ali Haji sebagai tema tulisan. Sedikit sekali yang mengetahui kiprahnya," tutur Fenny Ambaratih.
Proses kreatif karya jurnalistik ini berlangsung tak sampai satu minggu. Masa pengumpulan materi tulisan memakan waktu tiga hari. Mulai dari pencarian informasi dasar, penelusuran ke lokasi yang terkait Raja Ali Haji - dalam hal ini ke Pulau Penyengat, wawancara dengan masyarakat sekitar, wawancara dengan budayawan melayu Aswandi Syahri, hingga penelusuran ilmiah melalui buku-buku peninggalan dan korespondensi Raja Ali Haji dan sahabatnya - seorang ahli bahasa Melayu asal Belanda Hermann Von de Wall.
Yermia mengaku kesulitan saat mengumpulkan materi tulisan. Pasalnya, tidak banyak peninggalan Raja Ali Haji yang tersisa hingga kini. Ketika berkunjung ke Pulau Penyengat, mereka hanya mampu menikmati gurindam 12 yang tertoreh di dinding Makam Engku Puteri dan melihat ruang kerja Raja Ali Haji.
Selain itu, tidak banyak pula budayawan yang mengkaji secara ilmiah karya-karya Raja Ali Haji. Mereka kekurangan orang-orang seperti Aswandi Syahri.
"Apa yang Aswandi sampaikan pun belum tentu benar. Sebab hanya dia saja yang mengkaji secara ilmiah karya Raja Ali Haji itu," tutur pria yang akrab disapa Eky itu lagi.
Alhasil, mereka harus mencocokkan ulang kejadian yang satu dan yang lainnya. Hingga kemudian didapatkan rentetan peristiwa yang utuh. Sementara mereka juga harus bertarung dengan 'deadline'. Penulisan karya dilakukan hanya dalam waktu dua hari.
Anugerah Sagang 2014 ini menjadi anugerah perdana mereka di bidang budaya dan sastra. Karya-karya Eky, yang pernah menyabet penghargaan sebelumnya, banyak bertema politik pemerintahan dan sosial. Ia pernah menjuarai Kompetisi Jurnalistik Indonesia International Motor Show 2012, Rida Award 2013, dan Kompetisi Jurnalistik Otonomi Daerah (bersama Muhammad Nur) di tahun 2013.
Sementara Fenny Ambaratih banyak menghasilkan artikel-artikel bertemakan gaya hidup. "Dengan adanya penghargaan semacam ini, saya lebih terpacu dan lebih semangat untuk meneliti budaya lokal," ujarnya.
Hang Kafrawi, Budayawan Pilihan Sagang 2014
Selain menetapkan karya wartawan Batam Pos sebagai Karya Jurnalistik Budaya Pilihan Sagang 2014, Tim Penilai Anugerah Sagang juga menetapkan Hang Kafrawi sebagai Budayawan Pilihan Sagang 2014. Hang Kafrawi dinilai telah memberikan kontribusi yang cukup besar melalui kiprahnya sebagai sastrawan.
Penetapan Hang Kafrawi ini diambil tim penilai pada rapat yang digelar di Gedung Riau Pos, Sabtu (1/11).
"Hang Kafrawi ini kita nilai berdedikasi serta tunak sebagai sastrawan/budayawan yang terus berkarya. Memang terjadi pembahasan yang alot sesama tim penilai untuk menetapkan siapa dari 10 nominator yang patut dipilih untuk menerima Anugerah Sagang kategori Seniman/Budayawan ini, namun akhirnya pilihan itu jatuh kepada Hang Kafrawi," kata Ketua Dewan Pembina Yayasan Sagang Rida K Liamsi, yang juga Ketua Tim Penilai Anugerah Sagang 2014.
Tim penilai juga menetapkan pilihan penerima Anugerah Sagang 2014 untuk lima kategori lainnya. Untuk Kategori Buku Pilihan Sagang 2014, terpilih buku "Timang-timang Nak Ditimang Sayang," sebuah kumpulan puisi karya Jefri al Malay.
Sedangkan untuk kategori Karya Non-buku Pilihan Sagang 2014, yang menyeleksi karya seniman/budayawan di Riau, di mana karyanya berhubungan dengan seni-budaya Melayu khususnya Melayu Riau, baik itu karya musik, teater, koreografi, seni rupa dan sebagainya, pilihan tim juri jatuh kepada Video Musik karya Tito Aldila, Mbay berjudul "Jejak Suara Suvarnadvipa."
"Penetapan untuk kategori ini juga cukup alot, dengan penilaian yang tajam dari masing-masing tim penilai dari karya-karya berkualitas yang masuk nominasi. Jejak Suara Suvarnadvipa terpilih karena mendapatkan poin lebih dari tim juri untuk aspek kualitas karya, orisinalitas, inovasi dan pengaruhnya," jelas Rida.
Suasana penuh debat juga tersaji ketika tim juri sampai pada penilaian untuk memilih institusi atau lembaga seni budaya yang berada di Riau, bergerak di bidang seni budaya Melayu terutama Riau, yang karya pengabdiannya dinilai memperkaya kehidupan kesenian/kebudayaan Melayu.
"Ya, untuk kategori Institusi/Lembaga Seni Budaya Pilihan Sagang 2014 ini, tim penilai menjatuhkan pilihan pada Sanggar Teater "Keletah Budak" Pekanbaru sebagai penerimanya," kata Rida. Institusi seni/budaya ini dianggap memiliki dedikasi dan tunak dalam kiprahnya yang cukup lama.
Sedangkan pada kategori Anugerah Serantau Pilihan Sagang 2014, yang dikhususkan untuk mereka yang berdomisili di luar Riau namun sejak lama memiliki karya dan perhatian yang berhubungan dengan seni budaya Melayu, pilihan jatuh pada budayawan dari Malaysia, Profesor Zainal Borhan.
Satu lagi kategori yang kembali diikutkan dalam penilaian setelah tahun lalu sempat absen adalah untuk Karya Penelitian Budaya Pilihan Sagang 2014. Dari lima karya nominasi, yang merupakan hasil penelitian berkaitan dengan seni-budaya Melayu, terutama Melayu Riau dan sudah dipublikasikan, tim penilai menjatuhkan pilihan pada penelitian berjudul "Tiga Lorong, Teguh Berdiri di Tengah Persimpangan Riuh Ramai," karya Junaidi Syam dkk.
Sebelumnya, tim penilai Anugerah Sagang 2014 telah terlebih dahulu menetapkan sebanyak 41 nominator untuk tujuh kategori sebagai calon penerima penghargaan bergengsi di bidang seni budaya tajaan Riau Pos dan Yayasan Sagang ini.
Diserahkan Medio November
Anugerah Sagang 2014 untuk mereka yang terpilih ini, rencananya akan diserahkan dalam sebuah acara khusus di Pekanbaru, pertengahan November ini. "Kita merencanakannya insya Allah pada tanggal 14 November nanti di Pekanbaru. Soal tempatnya, nanti akan kita beritahukan," kata Rida.
Menurutnya, Anugerah Sagang merupakan pemberian penghargaan kepada sosok yang menunjukkan dedikasinya terhadap kehidupan berkesenian, semua karya yang dinilai unggul, berkualitas dan monumental, serta semua pemikiran yang mampu menggerakkan dinamika budaya Melayu.
Anugerah yang didedikasikan Harian Riau Pos dan Yayasan Sagang ini, kini penyelenggaraannya sudah memasuki tahun ke-19 dan rutin terlaksana setiap tahun sejak pertama digelar tahun 1996. (ceu)
Penerima Anugerah Sagang 2014
I.Seniman/Budayawan Pilihan Sagang: Hang Kafrawi (Sastrawan)
II. Buku Pilihan Sagang: Timang-Timang Nak Ditimang Sayang (Jefry Al Malay/2014)
III. Karya Non-buku Pilihan Sagang: Jejak Suara Suvarnadvipa (VCD Musik, Tito Aldila, Mbay)
IV. Institusi/Lembaga Seni Budaya Pilihan Sagang: Keletah Budak (Sanggar Teater, Pekanbaru)
V. Seniman Serantau Pilihan Sagang: Prof Zainal Borhan (Budayawan, Malaysia)
VI. Karya Jurnalistik Budaya Pilihan Sagang: Raja Ali Haji: Peletak Dasar Tata Bahasa Melayu (Fenny Ambaratih, Majalah Batampos.co.id, November 2013)
VII. Karya Penelitian Budaya Pilihan Sagang: Tiga Lorong, Teguh Berdiri di Tengah Persimpangan Riuh Ramai (Junaidi Syam dkk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat Mulai Curiga Seleksi Dirut Pertamina Berbau KKN
Redaktur : Tim Redaksi