BATAN Rintis Padi Sidenuk

Kamis, 20 Desember 2012 – 11:17 WIB
PELAIHARI - Kelompok tani dari Desa Seiriam, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan resmi merintis penggunaan benih padi hasil pengembangan iptek Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Dalam penyerahan bibit padi, kelompok tani tersebut menanam padi Sidenuk di areal 20 hektare (ha) lahan.

"Penggunaan benih padi BATAN baru dimulai pada 2011 dan saat ini mulai kami tanam. Nantinya hasil penanaman perdana itu digunakan untuk kebutuhan pembenihan di daerah Tanah Laut ini," kata Ketua Panitia Gelar Teknologi Nuklir Batan dan Pelatihan Pengoperasian Rice Transplanter, Hidayat Nur di Desa Seiriam, Kabupaten Tanah Laut.

Gelar teknologi dan pemaparan hasil litbang yang berlangsung di Desa Sei Riam, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut itu dihadiri unsur pemda setempat, pimpinan Fakultas Pertanian Unlam dan Deputi Pengembangan Hasil Litbang Iptek Nuklir (PHLPN) BATAN Dr Ferhad Aziz dan Kepala Pusat Diseminasi Iptek Nuklir BATAN Ir Ruslan beserta jajaran. Hidayat menjelaskan, padi Sidenuk ditanam selama lebih kurang 103 hari. Secara rata-rata varian benih ini dapat bertahan terhadap serangan hama wereng batang coklat biotipe 1,2, dan 3.
Selain itu, Sidenuk juga tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri prototipe III, IV, VIII, serta penyakit tungro, dan ras blas. "Target 3 ton per ha akan mendapatkan 60 ton, dan nantinya  kami jadikan untuk produksi benih," ujarnya.
 
Dalam proses penanaman benih padi Sidenuk, Hidayat mengatakan bahwa kelompok tani Desai Seiriam menggunakan metode Rice Transplanter untuk meningkatkan efektivitas penanaman. "Alat ini dapat meningkatkan efektivitas dan menghemat tenaga dalam penanaman. Kami bisa menyelesaikan satu ha dalam 8 jam," katanya.
 
Sementara itu, Deputi Pengembangan Hasil Litbang Iptek Nuklir (PHLPN) BATAN Ferhad Aziz mengatakan, penelitian dan pengembangan dengan teknologi nuklir yang dilakukan Batan sudah menghasilkan 20 varietas padi pada 2012. Salah satu varietas yang sangat digemari masyarakat saat ini adalah Inpari Sidenuk.

"Dengan tingginya minat masyarakat menggunakan hasil iptek BATAN itu diharapkan nuklir akan semakin dikenal secara positif. Sebab, selama ini orang Indonesia mengenal nuklir hanya dari sisi negatif. Padahal, kita tidak mungkin selamanya mengandalkan sumber energi seperti batubara," katanya.(ris)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lima Langkah Mensejahterakan Rakyat Papua

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler