Batas Bawah Bunga PUAB Diperlebar

Jumat, 09 September 2011 – 07:37 WIB

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperlebar batas bawah koridor suku bunga operasi moneter dari semula 100 bps menjadi 150 bps di bawah BI rateBank sentral kemarin kembali menahan tingkat bunga acuan pada posisi 6,75 persen

BACA JUGA: Produksi Minyak Kembali Menanjak

Dengan demikian, batas bawah suku koridor bunga operasi moneter saat ini adalah 5,25 persen.

Koridor suku bunga operasi moneter berguna untuk menggiring suku bunga di Pasar Uang Antar Bank (PUAB)
Jenis suku bunga ini sangat berpengaruh terhadap suku bunga kredit perbankan

BACA JUGA: Kekhawatiran Investor Pudar

Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, pelebaran koridor batas bawah suku bunga diharapkan bisa memperendah suku bunga perbankan
"Sekarang akan cenderung ke batas bawah," kata Darmin di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (8/9).

Darmin mengatakan, dengan makin rendahnya suku bunga PUAB, biaya yang ditanggung bank akan menjadi lebih kecil

BACA JUGA: Optimistis Dapat Pasokan Gas

"Sehingga biaya mereka untuk kembangkan kredit lebih rendah," katanya.

Dalam mekanisme PUAB, perbankan yang kelebihan likuiditas akan menawarkan dana untuk dipinjam oleh perbankan lain yang membutuhkan dana cair"Dengan koridor yang diperlebar itu membuka kesempatan dan ruang kepada pasar sehingga kalau perlu likuiditasnya tiba-tiba, bunganya bisa lebih rendah," kata DarminPelebaran koridor PUAB juga dibuat di tengah besarnya ekses likuiditas saat ini.

Kebijakan menahan BI Rate dan memperlebar koriodor PUAB diputuskan oleh Rapat Dewan Gubernur kemarinKeputusan ini diambil dengan mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas perekonomian di tengah meningkatnya ketidakpastian sistem keuangan global yang dipicu masalah utang AS dan EropaMeskipun gejolak yang ditimbulkan ketidakpastian perekonomian global masih terbatas, BI mengaku terus mencermati dampak penurunan kinerja ekonomi dan keuangan global terhadap kinerja perekonomian Indonesia ke depan.

Dewan Gubernur menilai sejauh ini kinerja perekonomian domestik menunjukkan ketahanan yang baik di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap prospek ekonomi duniaNeraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III-2011 diprakirakan mengalami surplus yang lebih rendah dari triwulan sebelumnyaImpor diperkirakan akan terus terakselerasi seiring dengan kegiatan ekonomi domestik yang meningkat, sehingga tekanan terhadap transaksi berjalan cenderung meningkat

Namun, hal tersebut masih dapat diimbangi oleh surplus transaksi modal dan finansial, meskipun sempat mengalami tekanan akibat perkembangan situasi globalCadangan devisa pada akhir Agustus 2011 tercatat sebesar USD 124,6 miliar atau setara dengan 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah(sof/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tender BBM Subsidi Sepi Peminat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler