Bayi 6 Bulan Jadi Korban Serangan Brutal Israel di Gaza

Minggu, 10 Desember 2017 – 11:29 WIB
Tentara Israel. Foto: AFP

jpnn.com, GAZA - Sorotan dunia yang terarah kepadanya tak membuat Israel menahan diri. Mereka cuek saja membombardir Jalur Gaza. Akibatnya, Sabtu (9/12) dua anggota Hamas kehilangan nyawa. Sekitar 25 orang lainnya mengalami luka-luka.

Salah seorang korban luka adalah bayi yang masih berusia 6 bulan. Dua penduduk Gaza itu menambah daftar korban tewas dalam perlawanan menolak pengakuan Jerusalem sebagai ibu kota Israel.

BACA JUGA: Israel Bombardir Gaza, 2 Anggota Hamas Kehilangan Nyawa

Sehari sebelumnya, dua penduduk Gaza juga tewas lantaran tertembus peluru pasukan Israel (IDF) saat melakukan aksi protes.

”Dua jenazah anggota Hamas itu berhasil dievakuasi dari tempat Brigade Al Qassam di selatan Kota Gaza saat fajar,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina Dr Ashraf Al Qidra seperti dilansir Al Jazeera. Dua korban tersebut adalah Mahmoud Al Atal, 28 dan Muhammad Safadi, 30.

BACA JUGA: Telepon Mahmud Abbas, Jokowi Tegaskan Dukungan ke Palestina

Menurut Israel, serangan yang terjadi sejak Jumat malam (8/12) hingga kemarin itu merupakan respons serangan roket yang lebih dahulu diluncurkan dari Jalur Gaza. Setidaknya tiga roket dilontarkan.

Roket pertama berhasil dihalau dengan sistem pertahanan misil milik negara Yahudi itu. Serangan kedua tidak sampai di tanah Israel, sedangkan yang ketiga sempat meledak di Kota Sderot. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

BACA JUGA: Yenny: Unjuk Rasa dan Menemui Dubes AS Strategi Berlapis NU

Belum ada pernyataan resmi apakah Hamas yang melakukan serangan roket itu atau faksi lainnya di Jalur Gaza. Hamas mencuit di akun Twitter-nya bahwa target serangan jet tempur Israel adalah wilayah utara Gaza.

Namun, media-media Israel memberikan pernyataan berbeda. Mereka menyerang lokasi-lokasi penting milik Hamas, termasuk gudang penyimpanan senjata.

”Pesawat pasukan udara Israel (IAF) menyasar empat fasilitas milik organisasi teroris Hamas di Jalur Gaza. Dua tempat pembuatan senjata, gudang senjata, dan kompleks militer.”

Begitu bunyi pernyataan militer Israel. Penduduk Sderot dan wilayah perbatasan Israel lainnya mengungsi ke tempat-tempat penampungan. Mereka takut situasi terus memburuk dan berujung pada pertempuran antara Israel dan Hamas yang sudah terjadi tiga kali sebelumnya.

Aksi massa masih terjadi berbagai titik kemarin, tetapi jumlahnya tak sebanyak Jumat. Puluhan penduduk di Bethlehem, Tepi Barat, melempari pasukan Israel dengan batu.

Israel membalas dengan tembakan gas air mata, peluru karet, dan bom kejut. Aksi di Jerusalem juga hanya melibatkan kurang dari 100 orang, tapi tetap saja berakhir ricuh. Israel menangkap beberapa demonstran, termasuk anggota Dewan Legislatif Palestina Jihad Abu Zneid.

Kritik dari berbagai pihak juga terus dilontarkan kepada Trump. Menteri Negara Urusan Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Anwar Gargash seperti dilansir Reuters menegaskan bahwa pernyataan suami Melania itu merupakan anugerah bagi radikalisme.

”Orang-orang radikal dan ekstrem akan menggunakannya untuk menyebarkan kebencian,” terang Gargash dalam acara konferensi keamanan Manama Dialogue di Bahrain.  (sha/c10/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kang TB Puji Rencana Jokowi Gunakan OKI Hadang Klaim Trump


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler