Bayi Buangan Jadi Rebutan

Sabtu, 21 Januari 2012 – 01:21 WIB

BATAM - Sesosok bayi perempuan menangis setelah dibuang orang tuanya di lapak pasar kaget, Tembesi Sayur di pinggir jalan turunan Bukit Daeng, Sagulung Jumat (20/1), sekitar pukul 05.30 WIB. Bayi itu kini jadi rebutan banyak orang.

Awalnya tak ada yang tahu keberadaan bayi malang tersebut. Pagi itu, tiga gadis warga kampung Tembesi, Ema, 19, Juraida, 20, dan Angelina, 19, hendak berangkat kerja. Mereka menunggu angkot tak jauh dari pasar kaget. Suasana sunyi.

Tiba-tiba terdengar tangis bayi. Awalnya, suara tangis itu lirih. Kemudian melengking.

Begitu didekati, tangis itu berasal dari sesosok bayi mungil yang tergeletak di atas lapak sayur. Bayi itu dibalut handuk warna biru.

Kondisinya kedinginan, masih ada ari-ari dan darah di sekujur tubuhnya. Diperkirakan baru lahir beberapa jam sebelumnya.

Melihat bayi itu Ema langsung tergerak. Ia menggendong bayi mungil itu dan membawanya pulang. Di rumah, ia menyerahkan bayi itu ke ibunya, Nurlista.

Ia kemudian membawa bayi yang baru ditemukan itu ke rumah Suroso, Ketua RT 02 kampung Tembesi Sayur. Kejadian itu lalu dilaporkan ke polisi.

"Tadi kami sudah bawa ke bidan, kondisinya sehat, cuma pas ditemukan kakinya agar membiru mungkin karena kedinginan," ujar Nurlista.

Bayi itu berbobot 2.400 gram. Oleh warga sekitar, ia dipanggil Rizky Yasmin Anugerah yang artinya anugerah bagi warga di sana.

Sampai kemarin, belum diketahui siapa pembuang bayi itu. Menurut Toyo salah satu warga di sana, sekitar pukul 04.00 WIB saat dia melewati tempat itu dia sempat melihat dua orang menggunakan sepeda motor Mio duduk di sekitar lokasi penemuan bayi.
 
"Mereka cewek dan cowok. Saya lewat saja karena kupikir orang pacaran," ujar Toyo.

Temuan bayi mungil itu langsung tersiar ke seluruh Tembesi. Banyak warga yang berminat merawat bayi tersebut. Bahkan, Lurah Tembesi, Nano Sukrisno juga tertarik untuk merawat bayi yang masih merah tersebut.

"Tadi pak lurah sudah datang ke sini. Dia ingin merawatnya, tapi tak saya kasih. Saya ingin merawatnya. Katanya, bapak itu sudah punya tiga anak laki-laki semua. Dia ingin anak perempuan, makanya dia minta tadi," kata Nurlista.

Tak hanya lurah, Nurlela sendiri juga bersikeras hendak mengsuh bayi itu. Begitu juga ketua RT 03 RW 03 Tembesi juga menginginkan anak itu. "Ibu saya aja yang rawat anak ini. Saudara saya sudah lama sekali tak punya anak. Biarlah dia yang merawatnya," ujarnya seraya mengelus kepala bayi itu.

Namun Nurlista tetap tak mau memberikan anak itu kepada siapapun. "Pak RT kami aja ingin merawat anak ini. Tapi saya tak mau. Saya duluan yang ke sana untuk mengambilnya. Kalau masalah keluarga belum punya anak, keluarga saya juga ada yang butuh anak," kata Nurlista yang terlihat begitu menyayangi bayi tersebut.

Dia berniat akan menguruskan hak asuh anak itu. Suaminya Sunardi Sinaga dan dua anaknya yang masih kecil juga sangat menginginkan anak tersebut. "Pokoknya saya yang akan merawatnya," tegasnya.

Mengenai orangtua bayi naas itu, Suroso yakin, bukan warga di sana. Alasannya, karena semua warga kampung tersebut dikenalnya.

"Tak ada anak lajang yang hamil. Kemungkinan ini orang lain. Setelah melahirkan langsung diletakkan di sana. Jadi, sengaja ini diletakkan dekat pinggir jalan itu agar dilihat orang," jelasnya. (eja/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rp 99 Miliar Dialokasikan untuk Bangun Jalan Lintas Kabupaten


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler