Bayi Dibuang Tewas Kedinginan

Minggu, 16 Februari 2014 – 21:01 WIB

jpnn.com - NGAWI - Penemuan bayi laki-laki di dekat punden desa membuat warga Dusun Pucanganom, Desa/Kecamatan Kendal, geger. Sebab, bayi merah yang terlihat baru dilahirkan itu ditemukan dalam kantong plastik berbalut jaket perempuan.

Demi menyelamatkan nyawa bayi tersebut, warga lantas membawanya ke bidan desa setempat. Namun, lantaran terlahir prematur dan mengalami hipotermia (suhu badan rendah, Red), bidan membawa bayi itu ke RSUD dr Soeroto, Ngawi.

BACA JUGA: Venna Melinda Sumbang Bantuan Korban Erupsi Kelud

Menurut informasi, bayi mungil tersebut ditemukan remaja SMP yang rumahnya berdekatan dengan punden. Awalnya, dia menyatakan mendengar suara yang mirip tangisan bayi.

Saat didatangi, ternyata ditemukan seorang bayi yang tergeletak di bawah pohon talas. Kemudian, remaja tersebut berteriak dan memberi tahu warga sekitar soal penemuan bayi itu. Sontak, warga heboh dan berbondong-bondong untuk melihat.

BACA JUGA: PTPN X Tampung 1.200 Pengungsi Gunung Kelud

"Saat menemukan bayi itu, kausnya juga terlihat kena darah," ungkap Nur Wahid, salah seorang warga yang melihat ke lokasi seperti dilansir Radar Ngawi  (JPNN Group), Minggu (16/2).

Warga kemudian melaporkan penemuan bayi tersebut ke perangkat desa dan polisi. Sementara itu, bayi malang tersebut diserahkan ke Nur Hayati, bidan desa setempat, untuk dibersihkan dan dirawat.

BACA JUGA: Bandara Yogyakarta dan Solo Tutup Lebih Lama

Sayangnya, lantaran terkena air hujan, kondisi bayi tersebut memburuk dan harus dirujuk ke rumah sakit. Nur mengungkapkan, saat ditemukan, tubuh bayi itu sangat dingin dan dua kakinya membiru.

Kondisi tersebut merupakan tanda-tanda bayi dengan panjang 34 sentimeter itu mengalami hipotermia. "Sebenarnya bayi itu sehat dan tidak cacat. Tetapi karena mengalami hipotermia, dia harus segera dibawa ke rumah sakit," jelas Nur.

Oleh bidan dan warga, bayi tersebut lantas dibawa ke RSUD dr Soeroto dengan harapan nyawanya bisa diselamatkan. Bayi laki-laki itu kemudian dimasukkan ke inkubator agar suhu badannya stabil. Sayangnya, setelah empat jam dirawat, nyawa bayi tersebut tidak bisa ditolong.

Menurut dr Mellyta SpA, dokter spesialis anak yang menanganinya, bayi malang itu meninggal karena mengalami gangguan napas berat atau hyaline membrane diseases (HMD). Sebab, pertumbuhan sel paru-parunya belum sempurna. Apalagi, saat baru dilahirkan, bayi itu berada di lokasi yang tidak steril.

"Suhu tubuhnya tidak stabil. Apalagi dia kena hipotermia. Akibatnya, terjadi kegagalan fungsi paru-paru dan meninggal," ungkapnya.

Mellyta menuturkan sudah berupaya menyelamatkan nyawa bayi malang tersebut. Namun, takdir berkehendak lain. Dia memperkirakan bayi tersebut lahir di usia 32 minggu atau memasuki kehamilan bulan ke tujuh.

Secara fisik, tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuhnya. "Bayi prematur memang sangat rentan. Kalau melihat kondisinya, diperkirakan kedinginan sekitar 2-3 jam," paparnya. (pra/yup/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bakal Digusur, Warga Ancam Duduki Kantor PT KAI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler