Bayi Kembar Gorila Lahir di Rwanda

Kamis, 21 Maret 2013 – 11:22 WIB
Bayi kembar Gorila, Isango dan Isangano dipeluk Ibu mereka di taman nasional Rwanda. Foto: dailymail
DENGAN populasi yang diperkirakan hanya tersisa 900 ekor, kelahiran bayi kembar Gorila di taman nasional  Rwanda atau Parc des Volcans Nasional Rwanda, menjadi kabar menggembirakan.

Bayi kembar yang diberi nama Isango dan Isangano ini, lahir dari seekor Ibu Gorila yang hidup berkelompok dengan sekitar 9 Gorila lainnya. Kelahiran bayi kembar dari Gorila bisa dikatakan langka, karena biasanya seekor Gorila hanya melahirkan satu bayi dalam waktu empat sampai lima tahun.

Saat diambil gambarnya, dilansir dari daily, Kamis (21/3), kedua bayi kembar Gorila ini terlihat saling berpelukan. Mereka terlihat mulai duduk dan dapat mengulurkan tangan. Diperkirakan mereka telah lahir beberapa hari lalu.

Seperti tahu juru foto mengambil gambar, sang Ibu Gorila seperti terlihat bangga memperkenalkan anak-anaknya pada pengunjung taman hutan hujan Rwanda ini. Sang Ibu Gorila menghabiskan waktu cukup lama, menyentuh dan menciumi anak-anaknya. Dalam kurun waktu tiga sampai empat bulan pertama, anak-anak Gorila biasanya akan selalu hidup berdekatan dengan Ibu mereka selama 24 jam.

Gorila yang hidup di Rwanda, dibiarkan bebas di pegunungan sehingga biasa disebut sebagai Gorila gunung. Mereka biasanya hidup berkelompok dengan jumlah hingga 30 ekor Gorila. Biasanya kelompok Gorila dipimpin oleh Gorila jantan yang dominan. Para Gorila biasanya akan melindungi anak-anak mereka apabila diserang atau mendapat ancaman.

David Hewitt dari LSM Inggris yang berkonsentrasi pada perlindungan Gorila mengatakan, bulan-bulan pertama ini anak kembar Gorila akan selalu dekat dengan Ibu mereka.Nantinya setelah empat bulan berlalu, anak Gorila diperkirakan mulai bisa merangkak dan menjelajahi hutan dengan anggota kelompok Gorila dewasa.

"Ancaman utama yang mereka hadapi adalah jerat yang biasanya dibuat oleh pemburu untuk menangkap kijang dan lainnya. Biasanya bayi Gorila ini terjerat di sana," kata Hewitt.

Gorila gunung saat ini berada di ambang kepunahan. Tidak hanya karena perburuan ilegal tapi juga karena habitat mereka yang mulai hilang. Lahan gunung Rwanda yang kini dilindungi secara internasional, masih sering digarap secara ilegal untuk menjadi lahan pertanian.

Sejak populasinya menurun drastis, Parc des Volcans Nasional Rwanda, mulai meningkatkan pengamanan ketat untuk menjaga keberlangsungan hidup Gorila. Diperkirakan, setengah dari Gorila gunung yang hidup di dunia, ada di pegunungan yang terletak di antara perbatasan Rwanda, Kongo dan Uganda ini.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cyber Attack Lumpuhkan Jaringan Komputer Korsel

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler