Bayi Korban Penculikan Ditemukan Selamat

Jumat, 02 November 2012 – 07:42 WIB
MAKASSAR -- Bayi perempuan yang menjadi korban penculikan berhasil ditemukan jajaran Polsek Tamalanrea bersama pihak Rumah Sakit Umum Daerah Wahidin Sudirohusodo, Kamis, 1 November, sekira pukul 15.00 Wita. Bayi tersebut ditemukan di sebuah rumah kos di Jalan Bung, tepatnya di Lorong 8.

Penemuan bayi yang hilang sejak Selasa, 30 Oktober sekira pukul 04.30 dini hari ini, bermula dari penemuan tas pelaku di samping Pusat Jantung RS Wahidin. Tas berisi sejumlah identitas pelaku tersebut ditemukan salah seorang petugas kebersihan, pagi kemarin. Petugas yang menemukan tas tersebut selanjutnya membawa ke pos keamanan rumah sakit. Dalam tas itu, terdapat Kartu Tanda Penduduk (KTP), pas foto, tiket pesawat, dan kapal lautbukti pembayaran spp Stikes Nani 2011/2012 serta beberapa lembar pakaian pelaku.

"Dari penemuan tas itulah, kami bersama pihak rumah sakit melakukan penelusuran. Hasilnya, tadi sore kita temukan bayi yang diculik tetapi pelaku tidak berada di TKP saat penemuan tersebut," ujar Kapolsek Tamalanrea, Kompol Amiruddin ketika ditemui di kantornya malam tadi.

Dari KTP yang ditemukan, pelaku bernama lengkap Sulastri Maling. Pelaku diketahui lahir di Labahi NTT, 10 Agustus 1991. Pada alamat pelaku tercantum, Jalan Pettarani 8 nomor 23. Dari situ, kepolisian bersama pihak rumah sakit mendatangi alamat itu. Hanya saja, penghuni rumah di alamat itu mengaku kalau Sulastri alias Mimin hanya sekali ke sana. Itu hanya terjadi saat pengurusan KTP saja.

Selanjutnya, dilakukan pengecekan di kampus tempatnya tercatat sebagai mahasiswa. Pihak kampus pun mengakui kalau Mimin sudah tidak aktif kuliah sejak delapan bulan terakhir. Dari pihak kampus pulalah, kepolisian dipertemukan dengan Sudarsono, kerabat Mimin.

"Sudarsono pun mengakui kalau dirinya juga sudah depalapan bulan tidak berhubungan dengan Mimin.
 Tapi dia mengarahkan kami ke rumah kos di Jalan Bung tempat keluarga Mimin lainnya beranama Nona tinggal. Di tempat itulah kami menemukan bayi dan kebetulan ibu pelaku juga berada di sana," tambah Amiruddin.

Selanjutnya, ibu pelaku bernama Mina, 61 tahun dibawa ke Polsek Tamalanrea untuk dilakukan penyelidikan. Selain Mina, Nona bersama empat saksi lainnya juga dimintai keterangan di Polsek Tamalanrea. Keenam orang yang dimintai keterangan, kebetulan sedang berada di kamar tempat penemuan bayi tersebut.

"Jadi yang kami periksa ini hanya sebagai saksi. Jumlahnya enam orang. Empat perempuan, sementara dua lainnya laki-laki. Kemungkinan besar, pelaku masih ada di wilayah Tamalanrea atau paling tidak masih ada di Makassar," kata Amiruddin lagi.

Amiruddin melanjutkan, pihaknya mencurigai Mina atau ibu pelaku. Pasalnya, Mina tidak melaporkan adanya bayi yang dibawa anaknya padahal menurut pengakuannya, Mimin membawa bayi ke rumah kos itu sejak Selasa, 30 Oktober sekira pukul 05.00 Wita atau berselang 30 menit hilangnya bayi di rumah sakit.

Dari keterangan Mina, Mimin mengaku bahwa bayi yang dibawah bersamanya itu adalah anak hasil hubungan gelapnya bersama pacarnya di kampung dulu. Kebetulan Mina sudah hampir setahun tidak bertemu dengan Mimin, anaknya. Mina berada di Makassar sejak satu pekan terakhir karena menghadiri wisudah keponakannya pada salah satu sekolah kesehatan di kota ini. Meski begitu, dihadapan penyidik Mina mengaku tidak tahu keberadaan Mimin saat ini.

Direktur Utama RS Wahidin Sudirohusodo, Prof Abdul Kadir mengatakan,  kondisi bayi saat ditemukan kemarin relatif stabil. Hanya saja, selama beberapa hari ini, makanannya tidak terjamin. Itu pula alasan dokter langsung memasukkan ke ruang perawatan khusus untuk dipulihkan kondisinya.

Untuk memastikan kebanaran bayi yang ditemukan bahwa betul anak korban, pihak rumah sakit telah melakukan foto wajah untuk mensingkronkan dengan wajah ketua orang tuanya.

"Kami juga telah melakukan sidik jari kaki. Sidik jari kaki ini, selalu ada pada status pasien. Hasilnya cocok dengan sidik jadi pasien bayi yang diculik itu. Sehingga tidak perlu lagi dilakukan tes-tes lainnya," terang dr Abdul Kadir.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulsel ini mengatakan, kejadian ini akan menjadi pelajaran berharga pihak rumah sakit yang dipimpinnya. Standar protap pengamanan akan semakin ditingkatkan di rumah sakit ini. (iad/abg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lamsel Berangsur Kondusif

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler