Sebuah penelitian terbaru menyimpulkan bahwa semakin berat seorang bayi ketika dilahirkan, maka semakin besar kemungkinan mereka menderita kanker di masa balita tersebut.

Professor Terry Dwyer, Direktur Eksekutif  George Institute for Global Health mengatakan 'bukti dalam jumlah besar' sudah berhasil dikumpulkan 'yang secara efektif menunjukkan bahwa kemungkinan kanker pada bayi akan meningkat seiring dengan berat ketika dilahirkan.'

BACA JUGA: Keputusan Indonesia Diharapkan Tak Pengaruhi Harga Sapi di Australia

Konsorsium Kanker Anak-anak Internasional meneliti data bayi dan insiden kanker pada 380 ribu kelahiran, dari berbagai data yang ada selama 50 tahun terakhir.

Professor Dwyer  mengatakan setelah mengesampingkan faktor jenis kelamin dan usia kandungan, maka setiap kilogram peningkatan berat bayi, maka ada kemungkinan 25 persen lebih besar mereka akan terkena kanker.

BACA JUGA: Wanita Australia Dipenjara di Abu Dhabi Karena Postingan di Facebook

"Bagi anak-anak yang lebih tua, yang didiagnosa setelah usia tiga tahun, kanker - yang bukan leukaemia (kanker darah) sangat berhubungan dengan berat  badan ketika dilahirkan." katanya.

Yang menarik dari penelitian ini adalah bahwa berat badan ibu tidak menjadi faktor.

BACA JUGA: Sebagian Warga Muslim Sydney Tolak Undangan Lebaran Kepolisian Australia

"Tidak ada interaksi yang signifikan antara berat badan ibu sebelum kehamilan atau peningkatan berat ketika hamil." kata Prof Dwyer.


Lebih berat bayi dilahirkan, lebih mungkin mereka terkena kanker pada masa anak-anak.

 

Di Australia, wanita yang melahirkan cenderung lebih tua dan lebih berat badanya dibandingkan 10 tahun sebelumnya.

Penelitian yang diterbitkan di Jurnal Paediatric and Perinatal Epidemiology,  merupakan penelitian pertama yang mengumpulkan data sebelum anak-anak mengidap kanker.

Para ahli mengatakan ini adalah penemuan yang penting karena sebelumnya tidak banyak diketahui mengenai sebab munculnya tumor pada anak-anak.

"Sekarang kita tahu ada hubungan antara berat bayi ketika lahir dengan kanker pada anak-akhir. Dengan itu kita bisa memulai penelitian mengapa ada hubungan tersebut." tambah Professor Dwyer.

"Ini adalah bahan bukti yang penting untuk mengetahui lebih jauh mengenai kanker pada anak-anak."

Professor Dwyer adalah salah seorang ilmuwan yang berhasil menemukan hubungan antara bayi yang tidur telungkup dengan peningkatan kematian mendadak pada bayi yang dikenal sebagai Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).

Penelitiannya kemudian dijadikan kampanye besar di berbagai negara untuk mengubah bayi agar tidur telentang, dan karenanya mengurangi kematian bayi karena SIDS.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Penumpang Australia Mulai Tinggalkan Bali

Berita Terkait