jpnn.com - WARGA Desa Wawonggole Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara sempat dihebohkan dengan lahirnya bayi laki-laki di sebuah saung (gubuk di tengah sawah). Bayi tersebut lahir dari rahim wanita yang mengalami gangguan kejiwaan, tanpa seorang ayah.
Awalnya, wanita yang tidak diketahui identitasnya itu dikenal warga punya kebiasaan berjalan kaki beberapa kilometer. Masyarakat kerap menjumpainya di beberapa tempat berbeda. Warga tahu dia sedang mengandung. Namun jelang melahirkan, wanita itu tiba-tiba menghilang.
BACA JUGA: Divonis 20 Tahun Bui, Terdakwa Malah Serang Wartawan Metro TV
Barulah Rabu (10/2) lalu, wanita itu melahirkan normal seorang diri. Melihat kondisi bayi tersebut, banyak yang iba dan meneteskan air mata. Bayi tersebut hanya dibungkus dengan karung, di sekujur tubuh sang bayi masih menyatu ari-arinya.
Informasi awal berasal dari salah seorang warga Wawonggole yang datang ke persawahan sekitar pukul 07.00 wita untuk memantau kondisi padinya. Saat sibuk memperhatikan tanamannya, warga itu kaget melihat lambaian tangan dari rumah sawah. Merasa penasaran, lelaki tersebut menghampiri wanita yang memanggilnya itu.
BACA JUGA: Penjahat Bantai Ibu dan Anak, Mayat Ditumpuk di Mobil
Ia pun sontak kaget saat tiba di saung sawah dan melihat sang bayi mungil terbungkus dengan kain kotor beralasakan daun pisang dan karung. "Ibu sang bayi meminta tolong untuk dipanggilkan dokter," cerita lelaki tersebut tanpa menyebutkan identitasnya.
Singkat cerita, anggota kepolisian yang baru mendapat kabar langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan evakuasi. Saat proses evakuasi, salah seorang anggota polisi Konawe, LA berniat mengadopsi bayi tersebut. Setelah berkoordinasi dengan istrinya yang kebetulan berprofesi sebagai perawat, LA mendapat restu.
BACA JUGA: Curhat di Twitter, Ridwan Kamil Dianggap Lebay
Sebelum tiba di Klinik Setia Bunda, mereka terlebih dahulu mampir di sebuah kompleks perumahan di Konawe. Ibu bayi masih ikut di dalam mobil langsung diberi pakaian ganti, karena bajunya sudah compang-camping. "Ibu bayi ini tidak bisa dikatakan gila, karena sesekali wanita tersebut mengerti apa yang kita bicarakan. Tapi kadang juga ia tidak menghiraukan. Mungkin saja wanita tersebut hanya mengalami depresi akibat, peritiwa yang dialaminya selama ini," kata LA, seperti dikutip dari Kendari Pos, Rabu (24/2).
Saat hendak beranjak ke Klinik Setia Bunda, ibu bayi memutuskan tidak ikut. Bahkan wanita itu sesekali duduk di pinggir jalan. Sekitar 1 jam dibujuk dan tetap tak mau ikut LA memutuskan membawa bayi itu ke klinik untuk mendapatkan perawatan. Sementara ibu bayi itu masih tetap bersama rekan LA di kompleks perumahan.
Selama proses evakuasi, tangisan si bayi pun tidak pernah terdengar. Tapi setelah dibawa ke Klinik Setia Bunda Unaaha bayi tersebut lalu mendapatkan perawatan, lendir yang berada dalam hidungnya lalu disedot. Tangisan bayi itupun langsung pecah. Susu yang dibuatkan langsung dilahap.
Dengan wajah riang, LA langsung membawa pulang bayi tersebut ke rumahnya. Saat ini, segala kebutuhan bayi tersebut telah dipenuhi LA. Anggota polisi di Konawe itu bersama istrinya mengaku akan menjaga bayi tersebut dengan sepenuh hati hingga dewasa.
Namun jika suatu waktu ada keluarga dari ibu bayi yang hendak mengambilnya, LA pun akan tetap memberikannya. Syaratnya, keluarga itu harus membuktikan ada hubungan darah dengan ibu vayi itu. "Harus ada buktinya jika memang keluarganya. Saya takutnya jangan sampai hanya pura-pura mengaku keluarganya, padahal bukan. Apalagi sekarang sedang marak aksi penjualan anak-anak," ungkap LA.
Meski segala kebutuhan bayi itu sudah diberikan, namun ada satu hal yang belum diberikan LA. Selama dua pekan bersama LA, bayi itu belum diberi nama. Alasannya, ia masih mencari nama terbaik untuk bayi itu. "Kami masih pikirkan nama yang bagus. Kami berharap agar anak ini bisa mendapatkan kebahagiaan seperti yang didapatkan anak-anak lainnya," katanya. (dedi finafiskar//b/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Tanggapan Ridwan Kamil Soal Penolakan Pemkot Surabaya
Redaktur : Tim Redaksi