Bayi Mungil Ditinggal di Rumah Sakit

Sabtu, 16 Agustus 2014 – 11:36 WIB

jpnn.com - SURABAYA – Sungguh malang nasib bayi mungil yang baru dilahirkan ini. Tanpa alasan yang jelas, dia ditinggal ibunya di Rumah Sakit Islam (RSI) Darus Syifa, Benowo. Bayi perempuan itu kini berada dalam penguasaan penyidik kepolisian setelah diserahkan pihak rumah sakit ke polisi.

Penyerahan ke polisi dilakukan Kamis (14/8) sekitar pukul 16.30. Untuk menjaga kondisi bayi tersebut, penyidik lantas membawanya ke Klinik Ahmad Dahlan milik Polrestabes Surabaya. Letak klinik hanya beberapa meter dari Mapolrestabes Surabaya.

BACA JUGA: PNS di Kota Tangerang Masih Kurang

’’Kondisi bayinya saat ini sehat. Tadi pagi (kemarin pagi, Red) kami lakukan tes HIV/AIDS dan hepatitis B,’’ kata Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Suratmi Jumat kemarin (15/8). Tes dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan bayi tersebut karena background kesehatan orang tuanya tidak diketahui.

Bayi mungil itu lahir pada 12 Agustus pukul 23.00. Dia terlahir dengan bobot 2,7 kg dan panjang 48 cm. Bayi tersebut lahir di RSI Darus Syifa. ’’Pasien yang melahirkan bayi itu adalah pasien rujukan dari Puskesmas Tanjung Sari,’’ terang Ahmad Nafi, humas RSI Darus Syifa.

BACA JUGA: Ada Transaksional di Golkar saat Penentuan Calon Wakil Ketua DPRD

Si pasien mendaftarkan diri dengan nama Hanadina Kafoni Rego. Dia berusia 42 tahun dan beralamat di Tandes Lor III. Hanadian datang ke Puskesmas Tanjung Sari seorang diri pada 12 Agustus pukul 22.00. Dia datang dengan kondisi tensi darah cukup tinggi. Pihak puskesmas pun tidak berani mengambil tindakan medis.

Hanadina lalu dirujuk ke RSI Darus Syifa dengan diantar bidan Nur Indah dan tiba pukul 22.30. Setengah jam kemudian, dia melahirkan bayi perempuan. ’’Esok harinya, saat petugas kami melakukan kontrol pukul 08.00, yang bersangkutan masih terlihat di ruangan,’’ ujar Nafi.

BACA JUGA: Polisi Jemput Paksa Mantan Pimpinan BRI

Hanadina dan bayinya ditempatkan di ruang Matahari. Di ruang tersebut, terdapat tiga pasien lain. Saat dikontrol untuk kali kedua sekitar pukul 09.30, Hanadina ternyata tidak berada di tempatnya. Perawat rumah sakit pun menanyakan keberadaannya ke pasien lain. ’’Dia (Hanadina, Red) pesan ke pasien lain ingin keluar beli makan,’’ ungkap Nafi.

Hanadina diyakini keluar tidak dari pintu depan. Sebab, tidak ada petugas rumah sakit yang melihat pasien keluar dari pintu depan pada Rabu 13 Agustus pada jam-jam tersebut. Pihak rumah sakit pun berusaha mencari Hanadina, tapi tidak menemukannya. Mereka memutuskan menunggu. Namun, hingga Kamis siang (14/8), yang bersangkutan tidak kunjung menunjukkan batang hidungnya.

Nomor telepon seluler yang didaftarkan ke petugas rumah sakit ternyata tidak bisa dihubungi. Pihak rumah sakit kemudian berkomunikasi dengan Puskesmas Tanjung Sari dan mereka tidak tahu-menahu. ’’Pihak rumah sakit lalu mengecek alamat rumah pasien, ternyata alamat yang diberikan fiktif,’’ jelas Suratmi.

Karena itu, pihak rumah sakit lantas berkomunikasi dengan kepolisian. Dari komunikasi tersebut, diputuskan bayi itu diserahkan ke unit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya. ’’Selain merawat bayinya, kini kami berusaha melacak orang tuanya,’’ kata Suratmi. (fim/c17/end)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dipuji Presiden di Pidato Kenegaraan, Bupati Ungkap Jurusnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler