jpnn.com, TENGGARONG - Kebersamaan Bayu Pradana bersama Mitra Kukar memang bisa dibilang lebih singkat dibandikan dengan rekannya Septian David Maulana.
Dia mengabdi di Naga Mekes hanya tiga tahun, sementara David Maulana lima tahun.
BACA JUGA: Alasan Beto Goncalves Gabung Madura United
Kendati demikian, pemain 27 tahun itu tak bisa menyingkirkan begitu saja kenangan saat berseragam kuning emas.
Datang dari Persiba Balikpapan lewat rekomendasi Eddy Simon Badawi, Bayu bukan pemain besar yang dikenal seperti saat ini.
BACA JUGA: Bijahil Chalwa dan Osas Saha Lebih Prioritaskan PSM
Dia hanya pemain biasa yang tidak terlalu menonjol. Jafri Sastra adalah salah seorang pelatih yang memiliki jasa atas karier Bayu. Saat datang ke Kota Raja, ayah dua anak itu berposisi sebagai gelandang serang.
Namun demikian, Jafri melihat potensi lain dari pemain asal Salatiga tersebut. Dia mulai dipercaya tampil sebagai gelandang bertahan.
BACA JUGA: Titus Bonai Kembali Berseragam Persipura Jayapura
Itu karena dia memiliki karakter permainan keras dan tak kenal kompromi. Di tahun pertamanya di Mitra Kukar, dia berhasil menyumbangkan trofi Piala Jenderal Sudirman 2015.
Prestasi tersebut membuat karier Bayu melejit. Dia kemudian mulai mendapat kesempatan tampil di timnas hingga saat ini.
Dia termasuk gelandang terbaik Tanah Air saat ini. Untuk itu, dia mengaku, tidak akan pernah melupakan Mitra Kukar sampai kapan pun.
“Tanpa Mitra Kukar, saya bukan siapa-siapa. Saya besar di tim ini, terima kasih Mitra Kukar,” kata eks Persiba Balikpapan tersebut.
Bayu menyadari, keputusannya pindah sedikit banyak membuat sebagian suporter mengecam dia. Bahkan tak sedikit yang akan menyebut, dia sebagai pemain yang tidak loyal. Namun, Bayu sudah siap dengan kemungkinan yang dia dapat setelah resmi hengkang.
“Saya harus siap dibenci suporter Mitra Kukar. Tapi itu saya anggap wajar, seiring berjalannya waktu, mereka akan lupa,” imbuhnya. (don/is/k18)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Iwan Budianto Umumkan Tak Lagi Menjabat CEO Arema FC
Redaktur & Reporter : Budi