BAZNAS Diapresiasi PBB, Menteri PPN Resmikan PLTMH Jambi

Kamis, 06 September 2018 – 13:32 WIB
Peresmian PLTMH Jambi. Foto: dok. Humas BAZNAS

jpnn.com, JAMBI - Inovasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggagas model pembiayaan akses listrik untuk pengentasan kemiskinan, menjadi kenyataan. Program ini diapresiasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui UNDP.

Hal itu terungkap dalam peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Desa Lubuk Bangkar, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, Rabu (5/9) kemarin.

BACA JUGA: BAZNAS Bangun Rumah Sakit Lapangan di Lombok Utara

“Inisiatif PLTMH Jambi berbasis dana zakat yang digagas BAZNAS ini, adalah salah satu wujud aplikasi nyata dari Tujuan-Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs)," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Prof. Dr. Bambang Brojonegoro dalam pidato peresmian PLTMH.

Turut hadir Ketua BAZNAS, Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA, CA; Wakil Ketua BAZNAS, Dr. Zainulbahar Noor, SE, MBA; Plt Gubernur Jambi, Fachrori Umar; Bupati Sarolangun, Cek Endra; Deputy Country Director UNDP Indonesia, Sophie Kemkhaze; Technical Advisor UNDP, Ikhsan Modjo; dan Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Noor Arifin Muhammad.

BACA JUGA: BAZNAS Layani Kurban Berdayakan Desa di Agen PPOB Jatelindo

Juga tampak, anggota BAZNAS, Emmy Hamidiyah dan Nana Mintarti; Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS, Mohd. Nasir Tajang; Ketua BAZNAS Provinsi Jambi, Aminullah Amit, Ketua BAZNAS Kabupaten Sarolangun serta pimpinan BAZNAS kabupaten/kota se-Jambi.

Secara khusus, tutur Bambang Brojonegoro, program ini turut serta meningkatkan akses energi bersih dan terjangkau (SDGs nomor 7), untuk mendukung pemberantasan kemiskinan (SDGs no. 1) dan peningkatan kemakmuran masyarakat (SDGs no. 1).

BACA JUGA: Jelang Iduladha, BAZNAS Luncurkan Buku Ekonomi Kurban

"Tidak hanya memberikan akses listrik ke masyarakat, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang terhadap pengembangan daerah untuk mengurangi kesenjangan pembangunan nasional,” ucap Menteri PPN.

Ketua BAZNAS, Bambang Sudibyo, menyebutkan, kerja sama UNDP, EBTKE-ESDM dengan dukungan BAZNAS melalui dana zakat dan Bank Jambi dengan dana CSR untuk pemenuhan akses listrik adalah untuk mengentaskan asnaf fakir dan miskin dari kemiskinan, khususnya di Provinsi Jambi.

"Setelah 73 tahun HUT RI, BAZNAS turut berperan memerdekakan rakyat dari kegelapan," kata mantan Menteri Pendidikan Nasional ini.

Karena itu, imbuh Bambang, untuk membangun dan merevitalisasi PLTMH, BAZNAS mengalokasikan 350.000 dolar AS atau Rp 4,8 miliar dan ditambah dana CSR dari Bank Jambi sebesar 281.357 dolar AS (Rp 3,76 miliar).

"Dana ini dimanfaatkan untuk membangun satu PLTMH baru dan merevitaslisasi tiga unit pembangkit listrik untuk empat desa di Provinsi Jambi," ujar dia.

Program ini memberikan akses listrik pada 4.448 orang dari 803 rumah tangga. Data dari Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa rasio elektrifikasi di Jambi adalah 91,40 persen masih berada di bawah rasio nasional 95,35 persen (hingga Desember 2017). Tanpa akses listrik yang menunjang ekonomi, pendidikan dan kesehatan, masyarakat menjadi semakin rentan terhadap kemiskinan.

“Ini adalah dukungan pertama oleh BAZNAS dalam penggunaan dana zakat untuk SDGs di Indonesia dan di dunia," ucap Bambang.

Dia menjelaskan, sebelum pembangunan dilaksanakan selama 6 bulan, telah dilakukan persiapan intensif selama 7 bulan.

"Ini termasuk pemilihan lokasi dan pelibatan semua pemangku kepentingan untuk memastikan penerima manfaat adalah fakir miskin dan yang paling membutuhkan (mustahik)," kata mantan Menteri Keuangan ini.

Di tempat yang sama, Noor Arifin Muhammad menuturkan, pembangunan ini merupakan inisiatif bersama dari masyarakat yang diimplementasikan melalui kerja sama pendanaan dari beberapa pihak.

"Pemerintah mengapresiasi dan sangat mendukung program ini sebagai bagian dari upaya penyediaan tenaga listrik berbasis Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBT). Pembangunan baru dan revitalisasi PLTMH Jambi ini juga sejalan dengan cita-cita EBTKE-ESDM untuk mewujudkan ‘Energi Berkeadilan’ di Indonesia,” ucap Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Ditjen EBTKE-ESDM, ini.

Deputy Country Director UNDP Indonesia, Sophie Kemkazhe, menambahkan, pembangunan PLTMH sangat penting karena listrik yang masuk ke desa memberikan harapan dan kesempatan bagi warga untuk memperbaiki taraf kehidupannya.

"Sebelumnya, proses persalinan terpaksa dilakukan dalam gelap gulita, anak-anak belajar dan beribadah dengan cahaya lilin dan tanpa listrik, kesempatan untuk berwirausaha sangat kecil. Ini adalah contoh pertama bagaimana kemitraan inklusif antara UNDP, EBTKE-ESDM, BAZNAS, sektor swasta (Bank Jambi) dan pemerintah, dapat memberdayakan masyarakat lokal dan berkontribusi pada pencapaian SDGs,” kata dia.

Media Visit dan Pemberdayaan

Sementara itu, Wakil Ketua BAZNAS, Zainulbahar Noor menjelaskan, BAZNAS sudah dua kali diundang menjadi narasumber di salah satu forum PBB yang dimediasi UNDP, terkait potensi dana zakat untuk SDGs.

Menurut dia, pada tahun 2017 dan 2018, gagasan BAZNAS diakomodasi dan dirumuskan sebagai bagian dari innovative financing dengan zakat inklusi sebagai "ujung tombak".

Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS, Mohd. Nasir Tajang, menambahkan, bersamaan dengan peresmian PLTMH oleh Menteri PPN, BAZNAS menunjukkan dampak-dampak positif kehadiran PLTMH terhadap pemberdayaan masyarakat melalui stan-stan pameran.

"Ada banyak program yang dikembangkan BAZNAS dipresentasikan dalam tenda-tenda pameran pada acara peresmian," kata Nasir.

Dia mencontohkan, industri rumah tangga penggilingan kopi, pencacah sampah untuk pupuk, penetas telur, menjahit, produk kuliner tradisional, industri rumahan pengolah karet, dan sejenisnya.

"Program ini merupakan bagian dari Zakat Community Development (ZCD) yang dikembangkan sebagai dampak dari pembangunan PLTMH," ujar dia.

Sebelumnya, BAZNAS dan UNDP mengundang sekitar 20 media cetak dan elektronik untuk meliput PLTMH berbasis zakat di Kabupaten Merangin, yakni di Desa Ngaol, Air Liki dan Air Liki Baru, Kecamatan Batang Tabir Barat. Kawasan ini hanya bisa dicapai dengan mengendarai mobil bergardan ganda (4 WD) selama 5 jam setelah mendarat di Bandara Bungo. Kemudian naik perahu 2 jam dan diteruskan dengan ojek melewati tebing dan jurang yang dalam sekitar 1 jam. Media visit berlangsung dua hari, Senin-Selasa (3-4/9), dan dilanjutkan meliput puncak acara peresmian PLTMH oleh Menteri PPN pada Rabu (5/9) di Desa Lubuk Bangkar, Kabupaten Sarolangun. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Layanan Berkurban Online, Begini Tahapannya


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler