BBM Bersubsidi Naik, Partai Buruh Sebut Inflasi Pangan Berpotensi Lebih 15 Persen

Jumat, 09 September 2022 – 20:42 WIB
Presiden Partai Buruh Said Iqbal. Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Partai Buruh Said Iqbal memprediksi bakal terjadi inflasi pangan hingga lebih 15 persen imbas pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Litbang dari Partai Buruh dan KSPI mencatat tembus inflansi makanan itu bisa mencapai lebih 15 persen," ungkap dia dalam keterangan pers, Jumat (9/9).

BACA JUGA: Inflasi Cenderung Terkendali jika Stok Pangan Aman

Said Iqbal menyebut bahan makanan yang bakal mengalami inflasi itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah, seperti beras, telur, cabai, dan bawang.

Oleh karena itu, Partai Buruh telah menyuarakan tiga tuntutan kepada pemerintah.

BACA JUGA: Perdi Sambo, Sang Ayah Berharap Jadi Jenderal Bukan Pembunuh

Mereka menuntut pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi, membatalkan UU Cipta Kerja, dan menaikkan upah minimum buruh pada 2023 sebesar 10-13 persen.

Said Iqbal lantas menyerukan aksi mogok kerja nasional pada November 2022 apabila pemerintah tidak mendengarkan tiga tuntutan itu.

BACA JUGA: Polisi Hampiri Truk di Swalayan, Banyak Barang Rongsokan, Diperiksa Lagi, Astaga!

Dia menyebut aksi mogok nasional dilakunan secara serentak oleh lima juta buruh di seluruh Indonesia.

"Berasal dari 15 ribu pabrik di 34 Provinsi dan di 440 kabupaten atau kota, serempak," ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) itu.

Pemerintah resmi menaikkan harga BBM jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax. Harga Pertalite sebelumnya Rp 7.650 kini menjadi Rp 10 ribu per liter, kemudian Solar naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.

Sementara itu, BBM non-subsidi jenis Pertamax naik dari harga Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Presiden Joko Widodo mengatakan pengambilan keputusan tersebut merupakan pilihan terakhir pemerintah.

"Ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian, dan sebagian subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran," kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Sabtu (3/8) lalu.

Jokowi mengatakan anggaran subsidi dan kompensasi BBM pada 2022 telah meningkat tiga kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun, dan diprediksi akan terus meningkat.  (ast/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mbak S Diciduk Polisi, Perbuatannya Sangat Memalukan, Sang Kekasih?


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler