BBM dan Beras jadi Pemicu Inflasi September

Senin, 02 Oktober 2023 – 15:04 WIB
BPS melaporkan perekonomian Indonesia mengalami inflasi 0,19 persen pada September 2023 jika dibanding dengan IHK bulan sebelumnya. Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perekonomian Indonesia mengalami inflasi 0,19 persen pada September 2023 jika dibanding dengan IHK bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Plt. Kepala Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan dua kebutuhan pokok menjadi pemicu inflasi September 2023.

BACA JUGA: Pupuk Mengerek Harga Beras, Waspada Risiko Inflasi

Dua kebutuhan pokok masyarakat itu adalah itu adalah beras dan bensin.

Menurut Amalia, dua kebutuhan itu penyumbang inflasi secara bulanan (month-to-month/mtm) terbesar pada September 2023 yang mencapai 0,19 persen dibanding bulan sebelumnya.

BACA JUGA: Pemerintah Tekan Inflasi dengan Jual Beras Murah

“Komoditas penyumbang inflasi secara month-to-month terbesar adalah beras dengan andil inflasi sebesar 0,18 persen, kemudian bensin dengan andil inflasi sebesar 0,6 persen sejalan dengan adanya penyesuaian harga BBM non-subsidi,” kata Amalia dalam Rilis Perkembangan Indeks Harga Konsumen edisi Oktober 2023 di Jakarta, Senin.

Selain itu, penyumbang inflasi terbesar berikutnya adalah tarif pulsa ponsel, biaya kuliah akademi atau perguruan tinggi, rokok kretek filter, dan daging sapi yang berkontribusi sebesar 0,01 persen terhadap inflasi September.

"Secara kelompok, makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan inflasi sebesar 0,35 persen dan berkontribusi 0,09 persen terhadap inflasi September," kata Amalia.

Amalia menjelaskan bahwa meski sejumlah komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau berkontribusi terhadap inflasi.

Namun, BPS juga mencatat terdapat sejumlah komoditas yang memberikan andil deflasi, di antaranya adalah telur ayam ras, bawang merah, cabai rawit, bawang putih, dan cabai merah.

Lebih lanjut, Amalia menambahkan penyumbang deflasi berikutnya adalah tarif angkutan udara, sejalan dengan situasi low season saat ini.

Bila dilihat secara wilayah, kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Tanjung Pandan dengan inflasi sebesar 1,41 persen.

Komoditas penyumbang inflasi kota tersebut adalah ikan segar dengan andil 0,58 persen, beras 0,40 persen, angkutan udara 0,11 persen, kangkung 0,07 persen, dan kacang panjang 0,07 persen.

Kota lainnya yang mencatatkan inflasi tertinggi pada September adalah Sumenep dengan inflasi 0,72 persen, Kota Bima 0,63 persen, Kota Tual 0,61 persen, Kota Kendari 0,38 persen, dan Kotabaru 0,34 persen.

"Sedangkan kota yang mengalami deflasi terdalam yaitu Manokwari dengan deflasi 1,70 persen," pungkas Amalia. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
inflasi   Deflasi   BBM   BPS   beras  

Terpopuler