BBM Jadi Naik, Pemerintah Dinilai Gagal

Senin, 19 Maret 2012 – 11:54 WIB

JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo mengatakan, karut marut keadaan akibat isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini membuktikan pemerintah gagal mengamankan kebijakannya sendiri. "Dan gagal pula melindungi rakyat dari aksi para spekulan di pasar komodoti kebutuhan pokok," kata Bambang, Senin (19/3).

Dia menjelaskan, di beberapa daerah, harga BBM bukan hanya sudah dinaikan oleh para spekulan, tetapi juga terjadi kelangkaan akibat ulah para penimbun. Sementara itu, harga aneka komoditi kebutuhan pokok terus merangkak naik."Karut marut di pasar itu dipicu oleh isu kenaikan harga BBM yang dihembuskan pemerintah sendiri sejak awal 2012," katanya.

Menurutnya, fakta itu membuktikan Pemerintah gagal mencegah para spekulan 'menggoreng' harga BBM di daerah. "Gagal mencegah aksi penimbunan BBM, dan gagal mencegah spekulan menggoreng harga aneka kebutuhan pokok," tegasnya.

"Semua kegagalan ini disebabkan minimnya koordinasi dan komunikasi antarinstansi pemerintah," tambah politisi Partai Golkar, itu.

Kata Bambang lagi, kalau rencana kebijakan menaikkan harga BBM itu dikoordinasikan dan dikomunikasikan  dengan efektif kepada semua instansi terkait, situasinya tidak akan seburuk seperti sekarang ini.

“Apa yang terjadi hari-hari ini sangat memprihatinkan, karena negara kita seperti tanpa regulator. Di pelosok daerah, pedagang boleh semaunya menaikkan harga BBM tanpa ada yang bisa mencegah," sesalnya.

Padahal, semua orang termasuk pemerintah, bisa membuat kalkulasi tentang akibat-akibat dari isu kenaikan harga BBM. Sebagai regulator, pemerintah berkewajiban mencegah munculnya spekulasi yang merugikan rakyat sebagai konsumen.

"Kalau kenyataanya spekulan leluasa menggoreng harga, pemerintah memang gagal mengamankan rencana kebijakannya sendiri," pungkas Bambang. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus Baku Tembak di Sanur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler