BBM Naik atau Tidak, Tergantung Penambahan Pasal

Jumat, 30 Maret 2012 – 18:32 WIB

JAKARTA--Sidang paripurna sementara diskor untuk masuk tahap loby. Hal ini karena terjadi perbedaan pandangan antara Fraksi-Fraksi. Meski 8 Fraksi menyatakan penolakan kenaikan BBM, namun tidak serta merta BBM batal naik. Karena 5 fraksi meminta agar pasal 7 ayat 6 ditambah dengan pasal 7 ayat 6 huruf a.

Adapun draft pasal 7 ayat 6 a berbunyi: Dalam hal harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude oil Price/ICP) dalam kurun waktu berjalan mengalami kenaikan atau penurunan lebih dari … % (… persen) dari ICP yang diasumsikan dalam APBN Perubahan Tahun Anggaran 2012, Pemerintah dapat melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi dan kebijakan pendukungnya.

Pendukung penambahan pasal ini adalah Fraksi Partai Demokrat, Fraksi PAN, Fraksi Partai Golkar, Fraksi PKB, Fraksi PPP, dan Fraksi PKS. Artinya penolakan dari fraksi partai koalisi, tetap membuka peluang pemerintah untuk menaikan harga BBM bila terjadi eskalasi pada harga minyak dunia.

Sementara itu, FPDIP, Fraksi Partai Gerindra, dan Fraksi Hanura, sejak awal telah menolak dengan tegas penambahan pada pasal 7 ayat 6. Adapun bunyi pasal 7 ayat 6 adalah, 'Harga jual eceran BBM bersubsidi tidak mengalami kenaikan,'.

"Ini yang kita harus hati-hati, karena banyak kalimat siluman yang sengaja disusupkan dengan bahasa tekhnis. Masyarakat tidak mengerti. Tahunya Partai ini menolak, tapi kemudian bisa saja mereka menambahkan pasal dan besok BBM langsung naik," tegas anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Rieke Dyah Pitaloka, Jumat (30/3).

Rieke sangat menyayangkan ketidaktegasan fraksi-fraksi yang telah menolak kenaikan BBM namun masih saja memberikan syarat."Kalau mau serius menolak, ya tolak. Tidak ada sisipan pasal apapun. Kalau diserahkan pada pemerintah dengan acuan minyak dunia, bulan depan kenaikan itu bisa saja terjadi,'' tegasnya.

Dengan adanya pasal sisipan tersebut, harga BBM di Indonesia memang bisa naik kapan saja. Karena saat ini saja gejolak minyak dunia menurut pengamat ekonomi Kwik Gian Gie sudah mencapai 15 persen.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Partai Demokrat Ditinggal Partai Koalisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler