JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso yakin harga beras akan tetap stabil meski pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 1 April 2012 mendatang. Pasalnya, harga pembelian pemerintah atau HPP beras sudah cukup tinggi yakni Rp 6600.
"Beras di kita tergolong mahal, melebihi harga beras dunia," kata Sutarto di Jakarta, Kamis (22/3).
Dia mengakui, memang di beberapa daerah sekarang ini masih terjadi kenaikan harga beras. Tapi ini lebih disebabkan daerah tersebut mengalami defisit beras, bukan akibat rencana kenaikan harga BBM subsidi.
Di daerah yang mengalami defisit, rata-rata kenaikan harga sekitar 0,23 persen dibandingkan bulan lalu, dari Rp 8.133 menjadi Rp 8.152 per kilogram. Peningkatan tertinggi terjadi di Pontianak, naik 3,94 persen dari Rp 8.800 menjadi Rp 9.147 per kilogram. "Produksi lokal tidak mencukupi, sehingga harga sedikit naik," jelas Sutarto.
Dengan adanya kenaikan harga tersebut, Bulog akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Jika memang produksi lokal kurang, nanti pemda akan meminta ke Bulog. "Sebelum ada permintaan dari pemda, Bulog belum akan turun tangan. Karena prosedurnya memang demikian," katanya.
Tapi di sebagian besar wilayah di Indonesia, lanjut Sutarto, pasokan beras bulan ini berlimpah. Terutama di Jawa saat ini sedang panen raya. Suplai yang melimpah inilah yang mendorong penurunan harga di sebagian besar daerah pada bulan ini, dibandingkan Februari lalu.
Harga rata-rata beras di Pulau Jawa turun 1,53 persen, dari Rp 8.142 menjadi Rp 8.017 per kilogram. Penurunan tertinggi terjadi di Semarang. Beras kelas menengah jenis IR-64 yang semula Rp 8.291 turun 2,89 persen menjadi Rp 8.052 per kilogram. (dri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Investasi Sapi
Redaktur : Tim Redaksi