"Kalau dibilang besar (dampaknya, Red) yah besar. Harga angkutan dan barang-barang kebutuhan hotel dan restoran pasti akan naik," kata Herman, ketua PHRI Jabar, seperti diberitakan Bandung Ekspres (Grup JPNN).
Meski belum secara tegas menaikan tarif, namun Herman tidak memungkiri jika pasti ada hotel yang sudah menaikan tarif tanpa persetujuan bersama. Sebab, biaya overhead produksi masing-masing hotel berbeda antara satu dengan yang lain. "Sejauh mana mereka mampu. Mungkin saja menaikan. Mungkin juga tidak," ucapnya.
Menurut Herman, dengan tarif sekarang saja beberapa hotel dan restoran sudah cukup kelimpungan. Apalagi ditambah dengan kenaikan harga BBM. "Sangat terganggu. Tapi itu kembali ke masing-masing hotel. Apakah akan menaikan tarif dengan kisaran 10-20 persen atau sama sekali tidak menaikan tarif," papar Herman.
Tapi, ucap Herman, kenaikan tarif tersebut tidak mungkin dilakukan dalam waktu dekat. Menurutnya, penyesuaian tarif baru bisa dilakukan usai hari raya Idulfitri nanti. Herman menunjuk tren menurunnya okupansi hotel pada bulan Ramadan jadi salah satu alasannya.
"Tren huniannya tambah turun jelang Lebaran. Jadi tidak mungkin menaikan tarif sebelum Lebaran. Hal terbaik adalah lakukan efisiensi semaksimal mungkin," kata Herman.
Turunnya tingkan hunian jelang Idulfitri memang bukan lagi jadi hal yang aneh. "Sekarang ini tingkat hunian di Kota Bandung rata-rata 55 persen. Sedangkan untuk cakupan Jawa Barat 35 persen. Angka itu akan berkurang pada bulan puasa. Dengan adanya kenaikan BBM, para pengusaha harus berhitung ulang," jelasnya.
Meski diprediksi akan turun, kenaikan harga BBM ternyata belum berpengaruh banyak terhadap tingkat hunian hotel di akhir pekan ini. GH Universal misalnya. Hotel yang berlokasi di Jalan Setiabudi itu justru sudah fully booked hingga akhir bulan nanti.
"Tidak ada pembatalan booking karena adanya kenaikan harga BBM. Malah ada yang menambah kamar," kata Adventa Pramushanti, Public Relations Manager GH Universal saat dihubungi, kemarin.
Venta mengatakan kenaikan harga BBM belum menunjukan dampak yang signifikan pada tingkat hunian di GH Universal. Kalau acara perusahaan, ucapnya, biasanya budget-nya sudah di-planning sejak jauh-jauh hari jadi lebih aman. "Beda kalau individual traveler. Mungkin akan lebih terasa dampaknya katena traveling kan bukan kebutuhan primer jadi masih akan mungkin budget-nya dipangkas," papar Venta.
Meski berdampak pada kebutuhan hotel seperti bahan makanan, bahan bakar, maintenance, dan sumber energi, Venta mengatakan GH Universal akan berusaha untuk menjaga tarif di angka sekarang. "Penyesuaian tarif sebelum tahun depan diusahakan tidak terjadi," ucapnya.
Hal yang tak jauh beda juga terjadi di Hotel Grand Aquila. Hotel yang berlokasi di Jalan Dr Djunjunan itu belum terkena dampak kenaikan harga BBM secara langsung. "Meski BBM naik per hari ini (kemarin), okupansi terus naik. Pada penutupan kemarin (Jumat) malah naik 20 persen," kara Susanti Jaya, Public Relations Hotel Grand Aquila.
Santi menyebut hal tersebut bisa saja terjadi karena sedang musim liburan sekolah. "Mungkin karena memang bertepatan dengan musim liburan. Budget liburan kan biasanya sudah disiapkan sebelumnya oleh para tamu. Jadi kenaikan BBM belum berpengaruh," tambah Santi.
Ditanya mengenai kemungkinan adanya penyesuaian tarif, Santi mengatakan hal tersebut belum akan terjadi. "Untuk saat ini belum ke arah sana karena sebelumnya kami sudah menaikan tarif sesuai jadwal. Bukan karena kenaikan BBM," tutup dia. (mg14)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jhonny Allen Sebut Bupati Tapteng Keterlaluan
Redaktur : Tim Redaksi