BBM Satu Harga Baru Terealisasi di 32 Lokasi

Senin, 04 Desember 2017 – 17:18 WIB
Ilustrasi warga membeli BBM di SPBU. Foto: Radar Banjarmasin/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah harus bekerja ekstra untuk mencapai target jumlah lokasi penyaluran BBM Satu Harga.

Hingga awal Desember, penyaluran BBM Satu Harga baru terealisasi di 32 lokasi.

BACA JUGA: DPR Pastikan Segera Panggil Manajemen Pertamina

Padahal, pemerintah menargetkan ada 54 lokasi penyaluran BBM Satu Harga pada tahun ini.

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Henry Ahmad menuturkan, program BBM Satu Harga diharapkan membuat ekonomi masyarakat setempat bisa tumbuh pesat.

BACA JUGA: Pertamina Rugi, Elia Massa Manik Layak Diganti?

’’Mempercepat realisasi BBM Satu Harga bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga melibatkan peran pemerintah daerah, aparat penegak hukum, PT Pertamina (Persero) sebagai pemasok BBM kepada SPBU, dan masyarakat,’’ ujarnya, Minggu (3/12).

Hingga saat ini, PT Pertamina telah mengoperasikan 30 penyalur BBM Satu Harga. Sembilan penyalur telah beroperasi pada 2016 dan 21 penyalur pada tahun ini.

BACA JUGA: DPR: Kalau Direksinya yang Salah Harus Diganti

SPBU Satu Harga yang ke-30 baru saja diresmikan di Lahomi, Nias Barat, pada Sabtu (2/12).

Program itu tidak hanya diserahkan kepada PT Pertamina. PT AKR Corporindo Tbk juga telah membangun dua stasiun pengisian bahan bakar kendaraan bermotor (SPBKB) penyalur BBM Satu Harga di Bengkayang dan Sanggau, Kalimantan Barat.

BPH Migas masih optimistis target lokasi penyaluran BBM Satu Harga dapat tercapai.

Memang, ada sejumlah kendala. Di antaranya, perizinan, minimnya margin, dan mahalnya ongkos angkut.

Secara nasional, total biaya distribusi yang harus ditanggung Pertamina untuk program tersebut mencapai Rp 1,2 triliun.

Margin BBM Satu Harga juga sangat minim, yaitu Rp 150 per liter.

Sementara itu, konsumsi BBM di satu lokasi terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) mencapai 200 kiloliter per bulan saja.

Total konsumsi solar mereka rata-rata satu persen per bulan jika dibandingkan dengan konsumsi solar nasional 1,2 juta kiloliter.

’’Jadi, belum tentu orang mau investasi di sana karena margin dan konsumsinya pun kecil,’’ katanya.

Pertamina memberikan tambahan margin Rp 600–Rp 700 per liter kepada investor untuk menggaet minat investasi.

Karena itu, pemerintah tengah memperhitungkan perolehan dana untuk menyokong program tersebut.

Di antaranya, dari dana pendapatan cukai maupun dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. (vir/c14/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Pertamax Naik Lagi, Ini Alasan Pertamina


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler