BCA Konsisten Genjot Organic Growth

Selasa, 03 April 2012 – 10:21 WIB
JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) bakal tetap melakukan strategi organic growth. Itu dilakukan guna meningkatkan pertumbuhan dan penguatan pasar ke depan. Di luar itu, manajemen memastikan tidak tergoda meski menjanjikan keuntungan berlipat. ”Kami punya strategi tersendiri. Jadi, kami akan perkuat dari sisi internal terlebih dahulu,” ungkap Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA, di Jakarta.

Jahja menyebut penguatan dari dalam itu bukan saja penting. Tetapi, lebih dari itu akan membuat penampilan perseroan lebih solid. Baik itu dari segi keuangan, permodalan, manajemen dan tatakelola yang rapi transparan serta tentunya menyajikan pelayanan terbaik bagi nasabah. ”Kami memperkuat struktur dengan basis pelayanan,” imbuhnya.

Dengan strategi peningkatan organic growth menutup kemungkinan manajemen membeli Bank Mutiara. Sebab, menurut klausul organisc growth itu pembelian Bank Mutiara tidak masuk dalam skema. Pembelian Bank Mutiara, tidak masuk dalam ranah strategi manajemen.

“Kita tidak mau melakukan strategi anorganic. Itu tidak ada dalam bagian strategi kami. Jadi, investor umum yang akan lihat bagaimana ketertarikan dengan Bank Mutiara,” tukasnya.

Sepanjang 2011 perseroan mencatat laba bersih 2011 Rp 10,8 triliun alias meningkat 27,6 persen dibanding edisi tahun lalu. Total pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya melonjak 18,6 persen ke level Rp 24,1 triliun dibanding edisi sama tahun lalu di kisaran Rp 20,3 triliun. Portofolio kredit tercatat Rp 202,3 triliun atau menanjak 31,4 prsen dari periode sama di level Rp 153,9 triliin.

Pertumbuhan itu jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan rata-rata sektor perbankan di posisi 24,1 persen. Kredit konsumer year on year (YoY) tercatat Rp 50,3 triliun disokong pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor. KPR tumbuh 53,5 persen menjadi Rp 28 triliun dan KKB naik 30,3 persen menjadi Rp 17,6 triliun. Kredit komersial dan usaha kecil menengah (UKM) tumbuh 31,1 persen menjadi Rp 80,2 triliun.

Di sisi lain kredit korporasi, tumbuh 27,6 persen menjadi Rp 71,8 triliun. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) naik menjadi 61,7 persen dari posisi sebelumnya di level 55,2 persen. Manajemen sukses mempertahankan rasio kredit bermasalah (NPL) di level 0,5 persen dengan rasio cadangan sebesar 386,3 persen terhadap total NPL.(far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... April BBM Bersubsidi Bisa Naik

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler