Bea Cukai Fasilitasi Ekspor Komoditas Perkebunan

Kamis, 15 April 2021 – 20:36 WIB
Kantor-kantor pelayanan Bea Cukai di berbagai daerah tengah mengoptimalkan upaya penanganan ekspor perdana komoditas perkebunan.Foto: Bea Cukai.

jpnn.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 berdampak nyata pada seluruh aspek kehidupan perekonomian nasional. Mengatasi hal tersebut, Bea Cukai dalam peranannya sebagai trade facilitator dan industrial assistance, telah menyiapkan berbagai program relaksasi dan kemudahan, baik prosedural maupun fiskal.

Fasilitas ini bertujuan mendorong kinerja ekspor nasional. Ini juga sebagai cara Bea Cukai dalam melakukan pemulihan ekonomi nasional untuk mendukung pertumbuhan perekonomian.

BACA JUGA: Kementan Siapkan Strategi Perkuat Ekspor Perkebunan di Tengah Wabah Corona

Upaya fasilitasi hingga asistensi terhadap para eksportir dan calon eksportir komoditas perkebunan makin digalakkan Bea Cukai.

Hal ini didasari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat ekspor perkebunan pada periode Januari-Oktober 2020 sebesar Rp 359,5 triliun atau naik 11,6 persen, dibandingkan periode yang sama 2019 yaitu Rp 322,1 triliun.

BACA JUGA: Bea Cukai Fasilitasi Ekspor Umbi Porang Kalimantan ke Jepang

Nilai tersebut menunjukkan sektor subsektor perkebunan menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 90,92 persen.

“Kantor-kantor pelayanan Bea Cukai di berbagai daerah tengah mengoptimalkan upaya penanganan ekspor perdana komoditas perkebunan,” ungkap Kepala Seksi Humas Bea Cukai Sudiro, Kamis (15/4).

BACA JUGA: Bea Cukai Kunjungi Pelaku Usaha untuk Menggali Potensi Ekspor di Daerah

Dia menjelaskan, Bea Cukai Ambon telah memfasilitasi ekspor perdana pala di akhir Maret 2021.

Pada 9 April 2021, komoditas tersebut telah ditangani secara bersama oleh Bea Cukai Ambon, Bea Cukai Tanjung Perak, Karantina Pertanian Ambon dan Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya sebelum masuk pelabuhan muat ekspor di Tanjung Perak, Surabaya.

Menurutnya, sinergi antarinstansi dan antarkantor pelayanan Bea Cukai dalam mendorong ekspor menjadi sangat bearti.

Dia menjelaskan di Pelabuhan Tanjung Perak, muatan ekspor pala dari Ambon dipindah ke kontainer internasional.

Semua barang yang ada di dalam eks kontainer lokal dipindah semua ke kontainer internasional sesuai yang diberitahukan pada dokumen ekspor.

Fumigasi langsung diawasi Karantina Pertanian Ambon yang berkolaborasi dengan BBKP Surabaya.

“Ketika sinergi terjalin dengan baik, ekspor pun makin melesat,” ungkap Sudiro.

Selain pala dari Ambon, komoditas perkebunan yang juga difasilitasi ekspor perdananya adalah buah pinang.

Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Riau dan Bea Cukai Pekanbaru menunjukkan komitmennya dalam melaksanakan asistensi dan membina perusahaan untuk dapat mengekspor produknya dengan memanfaatkan fasilitas pusat logistik berikat (PLB).

Dia menjelaskan dari PLB PT Surya Inti Primakarya (SIP) pada 1 April 2021 telah diekspor 27.000 kg buah pinang kering (betel nut) milik CV Pinang Super senilai USD 52,380 yang dikemas dalam 338 kantung.

“Komoditas tersebut diangkut melalui Pelabuhan Belawan menuju Pelabuhan Songkhla di Thailand,” kata Sudiro.

Sebagai PLB, perusahaan eksportir mendapatkan fasilitas fiskal berupa penangguhan bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI) yang diberlakukan untuk barang impor yang diimpor ke PLB.

Bea Cukai sepenuhnya memberikan asistensi dan dukungan kepada CV Pinang Super dan PLB PT Surya Inti Primakarya untuk dapat memasarkan produknya di kancah internasional.

Dengan kegiatan tersebut, Sudiro berharap dapat menjadi motivasi dan acuan bagi pengusaha lainnya untuk memperluas pemasaran produknya dan bersaing secara global di kancah internasional.

Ekspor komoditas perkebunan juga tengah dioptimalkan Bea Cukai Makassar dengan menggandeng Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

Mengingat selama ini, Sulsel telah rutin melakukan ekspor komoditas perikanan, yang terdiri dari rumput laut, ikan segar, gurita, carragean, mete kupas, daging kepiting, cumi, udang olahan, hingga udang segar.

Hasilnya, lanjut Sudiro, pada 12 April 2021 dilaksanakan ekspor perdana komoditas rempah-rempah, seperti kemiri, kayu manis, ketumbar, pupuk bat guano, dan komoditas unggulan Sulawesi Selatan lainnya di Terminal Peti Kemas Makassar PT Pelindo IV.

Pada kegiatan pelepasan ekspor perdana tersebut, total volume ekspor yang dilepas oleh 14 pelaku usaha adalah 1.488 ton dengan nilai USD 3,44 juta atau setara Rp 49,9 miliar.

“Adapun negara tujuan ekspor meliputi Hong Kong, Amerika Serikat, China, Italia, Kanada, Rusia, Prancis, Jepang, Australia, dan Korea Selatan,” jelas Sudiro.

Bahan olahan hasil komoditas perkebunan juga diyakini Bea Cukai sebagai potensi ekspor yang menjanjikan. Melalui PLBN Aruk, Sambas, Kalbar, Bea Cukai Sintete memfasilitasi ekspor sejumlah produk makanan olahan antara lain keripik sukun, keripik talas, keripik ubi dan makanan kering sebanyak 800 kilogram.

Menurut Sudiro, kegiatan ekspor ini merupakan hasil tindak lanjut dari rapat yang dilakukan oleh Bea Cukai dengan instansi terkait seperti Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Disperindag Singkawang, Diskumindag Sambas, dan instansi terkait lainnya.

Dia menjelaskan terdapat 13 contoh produk yang disediakan pada ekspor kali ini. Hal itu guna dijadikan sebagai contoh produk khas dari Kota Singkawang.

“Kami berharap produk UMKM Kota Singkawang tersebut dapat terserap dan dipromosikan langsung ke masyarakat Kuching, Malaysia, karena setelah ini akan ada banyak produk baru hasil UMKM Singkawang yang akan diminati usahawan Kuching,” pungkas Sudiro . (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler