jpnn.com, KEDIRI - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi sektor yang paling dahulu terdampak pandemi global. Hal ini membuat pelaku usaha perlu untuk menyiasati keadaan agar mampu bertahan.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor Bea Cukai Kediri Suryana, saat menjadi narasumber dalam webinar dengan tema 'Strategi UMKM Untuk Menembus Pasar Dunia' yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, KADIN, dan Pemerintah Kota Kediri, pada Sabtu (1/8) lalu.
BACA JUGA: Bea Cukai dan BNN Bongkar Penyelundupan 16,7 Kilogram Sabu-sabu di Aceh
Dalam kesempatan tersebut juga Suryana menyampaikan strategi Bea Cukai Kediri dalam mendorong UMKM untuk ekspor, dengan membagi ke dalam tiga klaster.
Klaster pertama adalah industri yang sudah biasa ekspor tetapi belum memanfaatkan fasilitas kepabenanan, klaster kedua adalah industri yang punya potensi ekspor tetapi belum tahu prosedurnya.
BACA JUGA: Berkat Fasilitas Klinis Bea Cukai, Jambi Mengekspor 15,9 Ton Kopi ke Belgia
Sedangkan klaster ketiga adalah kelompok yang jumlahnya paling banyak karena industrinya belum begitu besar dan belum bisa konsisten dalam hal produksi.
Pada klaster ketiga ini bila dilakukan konsolidasi, maka akan menjadi pondasi yang kuat untuk gerak bersama.
BACA JUGA: Bea Cukai Tegal Musnahkan 5,3 Juta Batang Rokok Ilegal
“Penting untuk menanamkan pemikiran bahwa sesama pelaku usaha UMKM jangan menjadi saingan, tetapi menjadi suatu kelompok yang kuat untuk menembus pasar global,” ujarnya.
Suryana melanjutkan bahwa asistensi kepada UMKM untuk mengerti ekspor dan memanfaatkan fasilitas kepabeanan merupakan program utama Bea Cukai Kediri yang selama ini sudah berjalan.
“Saya berharap kegiatan ini bisa berkesinambungan dan memberikan hasil, produk UMKM asal wilayah eks karesidenan Kediri mampu menembus pasar dunia,” pungkasnya.
Webinar yang merupakan rangkaian gelaran UMKM Virtual Expo 2020 ini diikuti pelaku usaha UMKM melalui aplikasi zoom dan siaran streaming via youtube.
Selain Kepala Kantor Bea Cukai Kediri, juga hadir sebagai narasumber Kepala Kadin Jatim Adik Dwi Putranto, dan perwakilan diaspora dari Australia dan Belanda.(ikl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi