jpnn.com, YOGYAKARTA - Bea Cukai Yogyakarta memfasilitasi pelepasan ekspor ratusan ribu produk garmen berupa baju kaus tujuan Jerman oleh PT Anggun Kreasi Garmen.
Komoditas ekspor jenis men shirt from cotton tersebut diekspor melalui Pelabuhan Tanjung Emas, menggunakan lima unit kontainer berukuran 40 feet yang diawasi dan dikawal oleh petugas Bea Cukai Yogyakarta.
BACA JUGA: Lepas Ekspor Perdana Komoditas Lokal, Begini Harapan Bea Cukai
Kepala Kantor Bea Cukai Yogyakarta, Hengky Tomuan Parlindungan Aritonang menyatakan bahwa hal ini merupakan upaya mendorong persaingan produk lokal di kancah internasional.
Menurut Hengky, nilai devisa dari dua kali ekspor pada Februari 2021 tersebut mencapai USD 1.079.869,62 atau setara dengan Rp 15 miliar.
BACA JUGA: Ingin Membuat Pria Terpesona, 4 Warna Baju Ini Cocok Dipakai Seorang Janda
"Untuk pelayanan ekspor, Bea Cukai Jogja akan selalu siap sedia melayani dan mengawasi," kata Hengky.
PT Anggun Kreasi Garmen merupakan salah satu perusahaan penerima fasilitas Kawasan Berikat.
BACA JUGA: Gali Potensi Ekspor dari Daerah, Bea Cukai Koordinasi dengan Berbagai Instansi
Perusahaan mendapatkan berbagai fasilitas perpajakan.
Kawasan Berikat adalah tempat untuk menimbun barang impor maupun barang yang berasal dari tempat lain dalam negeri untuk diolah atau digabungkan yang hasilnya terutama untuk diekspor.
“Kami berkomitmen untuk meningkatkan pertumbuhan industri dalam negeri melalui pemberian fasilitas yang tepat sasaran, salah satunya melalui Kawasan Berikat,” ujar Hengky.
Fasilitas ini dinilai memungkinkan kinerja ekspor dapat meningkat karena industri yang ada di kawasan ini hanya berorientasi ekspor dengan segala keringanan fiskal agar berdaya saing.
“Fasilitas Kawasan Berikat ini diberikan untuk untuk meningkatkan investasi dan mendorong ekspor,” tambah Hengky.
Dia berharap dimanfaatkannya fasilitas Kawasan Berikat ini dapat makin menggairahkan dunia usaha, mendorong investasi, peningkatan ekspor, serta terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat yang berdampak dengan peningkatan ekonomi nasional. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy