"Harga sangat tinggi Rp8 ribu per kilogram yang sebenarnya saat normal harga cuma Rp5 ribu per kilogram. Yang harus dilakukan adalah pemerintah harus segera turun tangan menurunkan harga kedelai," kata Marwan, lewat siaran persnya, Rabu (1/8).
Dia menyatakan, sangat memilukan jika kelangkaan tanaman pangan kedelai terjadi di negara yang mengklaim negeri agraris dan yang kenyataannya memang subur. Ketua Fraksi PKB di DPR itu pun heran, karena impor saat ini telah menjadi strategi utama dan trend kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga.
"Pembebasan biaya masuk impor hanya jangka pendek yang sama sekali tidak akan dinikmati petani kedelai dan perajin tempe dan tahu," sesal Marwan.
Dia menambahkan, paradigma tata niaga barang kebutuhan pokok di dalam negeri maupun impor harus ditata ulang. Sebagai contoh, Kementerian Perdagangan menyatakan kebutuhan domestik terhadap kedelai cukup tinggi antara 2,5 juta hingga 3 juta ton per tahun. Sedangkan pasokan yang dapat disediakan dalam negeri hanya mencapai 700 hingga 800 ribu ton.
"Dengan demikian lebih dari 75 persen kebutuhan kedelai nasional dipasok impor," bebernya.
Di masa akan datang sebagai upaya untuk menuju swasembada pangan 2014, Marwan menegaskan, harus ditunjang dengan pembangunan infrastruktur pertanian besar-besaran dan anggaran yang cukup. "Saat ini anggaran untuk pengembangan tanaman pangan kedelai pada APBN 2012 mencapai Rp144 miliar," pungkas Marwan Jafar.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berharap Tambahan Kuota Haji Keluar Setelah Lebaran
Redaktur : Tim Redaksi