Webinar DPP Golkar tentang Tips dan Trik Memburu Beasiswa

Beasiswa Dalam dan Luar Negeri Tersedia, Silakan Persiapkan Diri

Jumat, 30 Oktober 2020 – 02:00 WIB

jpnn.com, JAKARTA - Setiap beasiswa yang diberikan institusi pendidikan, baik tingkat SMA ataupun kuliah S1, S2, dan S3 pada dasarnya merupakan kompetisi memperebutkan peluang. Karena itu, setiap pemburu beasiswa harus mempersiapkan diri, dari sisi akademis dan nonakademis.

Mereka yang siap dan memilih sesuai dengan bidang studi dan kriteria yang ditawarkan, pasti akan lebih mudah untuk meraihnya.

BACA JUGA: Beasiswa LPDP untuk Dosen PTKI Dibuka, Dirjen Kemenag: 2021, Studi di Luar Negeri

Demikian kesimpulan Webinar “Tips dan Trik Memburu Beasiswa” yang diadakan oleh Bidang Pendidikan dan Kebudayaan DPP Golkar, dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Rabu (28/10) malam.

Webinar diikuti sekitar 130 peserta dari berbagai daerah di Tanah Air, dan dihadiri sejumlah anggota Dewan dan pemerhati pendidikan.

BACA JUGA: Syarief Hasan Berharap Beasiswa untuk Rakyat Kecil Diperluas

Seminar menghadirkan ini narasumber Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Kemendikbud,  Dr. Abdul Kahar, Wakil Ketua Umum DPP Bidang-bidang Kesra/Wakil Ketua Komisi X, Dr. Hetifah Sjaifudian, Wakil Ketua di organisasi Young Leaders Sisterhood yang juga penerima Beasiswa Presiden Republik Indonesia dari Presiden SBY untuk jenjang studi S2, Master of Public Administration (MPA) in Economic Policy di London School of Economics and Political Science (LSE), Inggris.

Hadir juga sebagai narasumber praktisi pendidikan, Fitri Tandjung dan juga praktisi Pendidikan/Jurnalis Senior Suradi yang ketiga putri dan putranya meraih beasiswa di negara Montenegro, Eropa Selatan, Madrid-Spanyol, dan Maine, Amerika Serikat.

BACA JUGA: Keren, Penampilan Perdana Aktor Ganteng Ini Setelah Resmi Jadi Tentara Angkatan Laut

Webinar kali ini dipandu oleh Sekarwati, Wakil Sekjen DPP Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.

Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan DPP Partai Golkar Dr. Agustian Budi Prasetya mengapresiasi para narasumber webinar “Tips  dan Trik Memburu Beasiswa” yang diadakan oleh Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.

Menurutnya, memburu beasiswa, dalam hal ini, dana adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk peningkatan Pendidikan, namun tak kalah penting adalah adalah niat, kepercayaan diri dan keberanian untuk berkompetisi, mengubah diri mendapatkan tingkat Pendidikan yang lebih tinggi.

Pada posisi ini pesan Sumpah Pemuda menjadi penting untuk generasi muda. Melalui kesempatan pendidikan, generasi muda mendapat kesempatan untuk mewujudkan cita-cita untuk bangsa dan negara Indonesia.

Oleh karena itu, seminar ini dipersembahkan sebagai sumbangsih Bidang Pendidikan dan Kebudayaan DPP Partai Golkar untuk teman-teman yang bertekad membuat perubahan.

Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Kemendikbud, Dr. Abdul Kahar yang memaparkan tentang peluang dan tantangan mendapatkan beasiswa menjelaskan strategi untuk meraih beasiswa, di antaranya cari beasiswa dengan kondisi dan kebutuhan kita dengan persiapan yang maksimal dan masukan berkas beasiswa lebih awal.

“Khusus untuk S2 dan S3 di luar negeri, persiapan lebih lama, minimal setahun harus detail membaca informasi prodi, dan banyak membaca karya professor yang nanti akan menjadi mentor kita,” katanya.

Kahar mengungkap banyak informasi beasiswa baik dari dalam maupun dari luar negeri.

“Intinya, beasiswa itu oertarungan berebut kursi. Mereka yang siap yang akan dapat,” tambah tokoh yang lama memimpin lembaga pembiayaan beasiswa LPDP ini.

Atasi Kesenjangan

Wakil Ketua Umum DPP Bidang-Bidang Kesra yang Wakil Ketua Komisi X DPR, Dr. Hetifah Sjaifudian mengatakan beasiswa bertujuan untuk mengatasi kesenjangan kelompok masyarakat yang miskin dan kaya karena dengan pendidikanlah, perubahan sosial akan lebih terjadi.

“Kita wajib menyediakan akses pendidikan yang luas bagi seluruh masyarakat Indonesia. Karena itu, DPR RI khusus Komisi X DPR akan mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo yang menginginkan SDM Indonesia makin meningkat,” katanya.

Hatifah menjelaskan data tentang persentase jumlah masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan yang ntinya masih terbesar pada kelompok pendidikan SD 43 persen, SMA 26,4 persen, SMP 21,2 persen dan perguruan tinggi masih 8,8 persen.

“Jadi, aksen ke pendidikan tinggi masih terbatas. Kita harus membantu perluasan akses ini,” katanya.

Sedangkan narasumber lain, Amira Kaca, alumni ITB Bandung yang juga penerima beasiswa & LSE (Master of Public Administration in Economic Policy, 2015-2017) menyarankan pemburu beasiswa aktif membuka portal informasi beasiswa dan organisasi pemberi beasiswa.

Kaca menyarankan juga untuk mempelajari latar belakang dan visi misi organisasi yang memberikan beasiswa, apa tujuan dari beasiswa tersebut, juga profil penerima beasiswa yang ideal (bidang studi, negara tujuan, track record?).

“Lakukan asesmen apakah profil kita cocok dengan beasiswa tersebut dan apakah ada hal yang bisa kita tingkatkan dari diri kita agar lebih kompetitif,” ujar pengurus di Bidang Dikbud DPP Partai Golkar.

Narsumber lain, praktisi pendidikan Fitri Tandjung membagi tips inti untuk pemburu beasiswa yakni kenali diri kita, gigih mencari informasi beasiswa, membangun sinergi, percaya diri dan semangat.

“Kita juga harus siap berkompetisi untuk meraih beasiswa,” katanya.

Ada juga narasumber keluarga yakni praktisi pendidikan dan media, Suradi yang tampil bersama dua putra-putrinya.

Suradi bercerita bagimana mempersiapkan ketiga anak-anaknya sejak kecil baik persiapan akademik dan keterampilan sehingga pada saatnya, memudahkan untuk bertarung meraih beasiswa sehingga sehingga ketiga anak-anaknya mendapat beasiswa di luar negeri, tepatnya di AS, Madrid, dan Montenegro.

Kedua anak Suradi yakni Rachmadiani Lestari dan Muhammad Rizky menceritakan pengalaman bagaimana mempersiapkan diri dan berjuang meraih beasiswa belajar dan kuliah di luar negeri.

Rachmadiani Lestari yang baru menyelesaikan pendidikan sarjana di Bidang Hukum Bisnis di IE University, Madrid, Spanyol, Juli 2020 lalu menceritakan bagaimana dia mempersiapkan diri cukup lama untuk menggapai cita-cita kuliah di luar negeri. Perjuangannya tidak sia-sia karena pada tahun 2016 setelah lulus dari SMAN 8 Jakarta, dia berangkat ke Madrid.

Dalam Webinar itu Rachma, sapaan akrab Rachmadiani Lestari membagi tipsnya yakni  mempersiapkan berbagai hal yang disyaratkan, baik nilai akademis, pengalaman organisasi, pengabdian masyarakat, latihan menulis esai, dan yang tak kalah penting persiapan mental untuk hidup dan belajar, jauh dari orang tua.

Bukan hanya kuliah, Rachma selama kuliah di Madrid aktif dalam kegiatan kampus, kegiatan organisasi seperti PPI (Persatuan Mahasiswa Indonesia di luar negeri), mengikuti berbagai lomba antarkampus, dan magang di sejumlah kantor hukum.

Begitu juga sang adik, Muhammad Rizky yang lebih berani lagi karena setelah lulus dari SMP Labschool Rawamangun, Jakarta, 2018, berangkat ke Montenegro, Eropa Selatan untuk menempuh studi tingkat SMA di Knightsbridge Schools International (KSI).

Saat ini Rizky duduk di Kelas 3 dan tengah mempersiapkan diri untuk aply beasiswa kuliah di AS dan sejumlah negara Eropa.

Menurut Rizky, sejak naik Kelas 3 atau Kelas 9 SMP, dirinya rajin brouwsing mencari informasi beasiswa untuk tingkat SMA. Meski jarang, tetapi ada beberapa institusi pendidikan yang menawarkan beasiswa dengan syarat cukup ketat.

”Saya berhasil lolos di KSI Montenegro,” katanya.

Seperti kakaknya, Rizky juga menyarankan agar mereka yang ingin sekolah ataupun kuliah di luar negeri, rajin mencari informasi di internet, dan juga bertanya kepada yang sudah ber pengalaman ataupun mengikuti seminar seperti ini.

Selain itu, persiapan lain yang mutlak disyaratkan harus memiliki kemampuan Bahasa Inggris lisan dan tulisan untuk membuat esai, asah keterampilan lain baik seni maupun budaya. Selain itu, ikut organisasi di sekolah dan di luar sekolah, dan harus berani menghadapi berbagai tantangan.(fri/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler