jpnn.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memprediksi terjadi penurunan beban puncak pada periode Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.
Penurunannya 10-20 persen secara nasional. Hal itu dipengaruhi oleh penurunan aktivitas produksi industri dan perkantoran.
BACA JUGA: Proyek Tol Cikampek Disetop Demi Lancarkan Libur Nataru
Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka mengatakan, penurunan terjadi karena konsumsi listrik dari industri maupun perkantoran berkontribusi cukup besar terhadap total konsumsi listrik.
”Umumnya, pemakaian listrik akan mencapai 26 ribu hingga 27 ribu mw. Tetapi, untuk masa Natal dan tahun baru bisa menurun sebesar 10-20 persen,” ujarnya, Senin (18/12).
BACA JUGA: Kapolri Ingatkan Tak Boleh Ada Sweeping di Perayaan Nataru
Beban terendah diperkirakan 15 ribu mw. Penurunan beban puncak yang lebih tajam terjadi di Pulau Jawa, yakni 30 persen.
Sebab, saat ini mayoritas industri dan perkantoran memang terpusat di pulau dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia tersebut.
BACA JUGA: Ini Alasan Marissa Nasution Ingin Rayakan Tahun Baru di Bali
”Tetapi, penurunan beban puncak pada Natal dan tahun baru belum sebanyak yang terjadi saat masa Lebaran,” imbuhnya.
Meski demikian, PLN tetap menyiapkan antisipasi dengan menambah jumlah pasokan listrik 3-8 ribu mw.
Tambahan itu mengantisipasi adanya lonjakan penggunaan listrik oleh pelanggan.
”Di beberapa kota memang ada penurunan permintaan seperti Jakarta. Tetapi, di beberapa lokasi lain, seperti daerah wisata, mengalami kenaikan,” terang Made.
PLN memproyeksikan permintaan listrik tahun ini naik 5-10 persen jika dibandingkan dengan 2016.
”Sejauh ini kenaikan permintaan listrik masih sesuai dengan target yang ada. Jadi, kami optimistis target tetap tercapai,” kata Made.
Pada periode Januari hingga September 2017, permintaan listrik hanya tumbuh 3,1 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Angka tersebut lebih baik ketimbang pertumbuhan permintaan listrik pada semester pertama 2017 yang mencapai 1,37 persen (yoy).
Adapun target dalam revisi rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN 2017–2026, berdasar Keputusan Menteri ESDM No 1415 K/20/MEM/2017, tahun ini penjualan listrik ditargetkan bisa tumbuh 7,8 persen dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,1 persen.
Salah satu upaya PLN untuk menggenjot penjualan listrik, terutama untuk golongan rumah tangga, adalah dengan menaikkan daya ke 5.500 mw.
Alasannya, kenaikan daya tersebut diharapkan turut mendorong tingkat konsumsi listrik masyarakat. (vir/c6/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akhir Tahun, Permintaan Elpiji Naik 4 Persen
Redaktur & Reporter : Ragil