Bebaskan 8 Mahasiswa Sultra, Cagub jadi Jaminan

Selasa, 03 April 2012 – 01:03 WIB
La Ode Songko Panatagama (kiri)saat menemui Kapolda Metro Jaya, Irjen Untung S Rajab di ruangannya, Senin (2/4). Kehadiran La Ode untuk dijadikan jamin penangguhan penahanan delapan mahasiswa asal Sultra yang ditangkap saat demo kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Foto: ARWAN MANNAUNGENG/JPNN

JAKARTA -  La Ode Songko Panatagama menemui Kapolda Metro Jaya, Irjen Untung S Rajab di ruangannya, Senin (2/4). Kedatangan Songko dalam rangka menjaminkan diri untuk penangguhan penahanan terhadap delapan mahasiswa yang berasal dari Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kedelapan mahasiswa itu masing-masing, Rezki Hendra  (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhalu), Hasferbiman (Fakultas Hukum Unhalu), Abdul Rahman (Fakultas Hukum Unhalu), Muh. Fhery N Idris (Fakultas Teknik Unhalu), Sukrin (FISIP Universitas Muhammadiyah Kendari), Hinratno Pasaeno (Fakultas Teknik Unhalu), Fery Fadly (Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Kendari),  dan Irfan Karim (Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Kendari). Mereka ditahan di Polda Metro Jaya, sejak Jumat (30/3) malam lalu setelah ditangkap atas tuduhan melanggar ketertiban umum.

Polisi menangkap mahasiswa dari asal Sultra ini dalam razia di gedung Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di kawasan Salemba, Jakarta Pusat saat melakukan demonstrasi penolakan kenaikan harga bagan bakar minyak (BBM). LBH dijadikan sasaran penggerebakan karena menjadi markas Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) setelah mobil patroli dibakar di Jalan Diponegoro.
 
Menurut La Ode, penangguhan penahanan ini merupakan langkah baik dalam sistim penegakan hukum. "Proses administrasinya sementara diurus. Insya Allah dalam waktu secepatnya akan ditangguhkan," kata La Ode usai menemui Untung S Rajab di Polda Metro Jaya, Jakarta.

Pria yang juga Calon Gubernur Sultra ini mengatakan dirinya rela menjadi jaminan karena tindakan yang dilakukan delapan mahasiswa dari Sultra bukan tindak kejahatan,  tetapi merupakan dampak dari sebuah kebijakan pemerintah yang tidak populis. "Lagi pula menurut polisi anak-anak ini bukan pelaku pengrusakan dan pembakaran mobil patroli.
Hanya saja, mereka berada di waktu dan tempat yang salah," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Untung menyampaiakan pesan agar mahasiswa yang menyampaikan aspirasi harus dilakukan secara elegan dan tidak bertindak anarksi. " Mahasiswa itu harus mensinergikan antara kemampuan intelektual yang baik dan etika dalam menyampaikan aspirasi," katanya.

Sementara itu, Fery Fadly yang ditahan merasa bersyukur dan berterimakasih atas jaminan yang dilakukan La Ode. Pasalnya, selama ditahan tidak ada yang memperhatikan mereka. "Jangankan dijenguk, ditelepon saja tidak pernah, padahal gubernur Sultra selalu di Jakarta, termasuk tokoh-tokoh Sultra dan para anggota DPR," ucapnya. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejagung Endus Pengadaan Alat Laboratorium di Unsri Dikorupsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler