jpnn.com - KABUL - Hubungan Afghanistan dan Amerika Serikat (AS) kian tegang. Sesuai dengan rencana, pemerintahan Presiden Hamid Karzai membebaskan 65 militan Taliban dari Penjara Bagram, Kamis (13/2). Padahal, di antara daftar tahanan yang bebas itu, ada nama-nama militan yang masuk kategori berbahaya versi AS.
"Sebanyak 65 tahanan telah bebas dan meninggalkan kompleks penjara pagi ini (kemarin)," terang Abdul Shukor Dadras, seorang anggota badan pengawas pemerintah, dalam jumpa pers.
BACA JUGA: Tanah Ambles, Delapan Mobil Langka Lenyap
Keputusan tersebut memantik reaksi keras Washington. Pasalnya, sebagian tahanan yang bebas itu adalah ancaman bagi pasukan AS dan NATO. Mereka yang diklaim sebagai ancaman itu, menurut AS, pernah melancarkan serangan atau upaya pembunuhan terhadap serdadu AS dan NATO. Sejumlah tentara AS dan NATO pun tewas di tangan mereka.
Washington langsung mengecam keputusan Kabul. Kedutaan Besar AS di Afghanistan menyesalkan pembebasan 65 tahanan yang mereka sebut sebagai individu berbahaya.
BACA JUGA: Perintah Laksamana: Hapus Foto Osama
"Pemerintah Afghanistan harus mempertanggungjawabkan keputusannya hari ini (kemarin). Mereka harus bisa menjamin, tahanan-tahanan yang bebas itu tidak melakukan kejahatan lagi," terang Washington.
Namun, Karzai membela kebijakannya. Menurut dia, para tahanan itu memang harus segera meninggalkan Bagram. Sebab, penjara berpengamanan superketat tersebut justru menjadi pabrik atau produsen militan Taliban.
BACA JUGA: Makan Tas dan Jaket, Beruang pun Mati
"Beberapa tahanan mengalami siksaan fisik dan mental di penjara tersebut dan berubah menjadi individu radikal yang membenci negaranya sendiri," tandas dia. (AP/AFP/hep/c10/tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hercules Militer Nabrak Gunung, 77 Tewas
Redaktur : Tim Redaksi