“Kampung Inggris yang ada sekarang di Kampung Pare di Kediri, Jawa Timur dan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Cahaya Baru, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Keduanya terus berkembang. Bahkan, yang di Cahaya Baru jumlah pengajarnya terus bertambah. Saat ini sudah lebih dari 10 orang dan murid-muridnya adalah anak-anak para transmigran di daerah setempat,” ungkap Sugiarto kepada JPNN di Jakarta, Senin (10/12).
Sugiarto mengatakan, pelatihan bahasa Inggris di Kampung Inggris tersebut digelar setiap hari dan juga dalam kegiatan bersosialisasi sehari-hari. Seluruh anak-anak dan para trandmigran yang ada di sana diwajibkan menggunakan bahasa Inggris mulai pukul 05.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.
“Jadi, bahasa Inggris tidak hanya diajarkan di sekolah saja. Tapi bahasa Inggris juga digunakan di dalam kegiatan sehari-hari. Sekarang anak-anak di sana sudah fasih bahasa Inggrisnya,” paparnya.
Kemampuan bahasa Inggris tersebut, lanjut Sugiarto, diharapkan dapat lebih memudahkan dalam perkembangan usaha perekonomian di daerah transmigrasi. Selain itu, keberadaan Kampung Inggris ini dapat menanggulangi pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.
“Siapa tahu dengan kemampuan bahasa Inggris yang dimiliki oleh para transmigran bisa menarik investor untuk berinvestasi di wilayah transmigrasi tersebut,” tukasnya.
Ketika ditanya mengenai target wilayah transmigrasi yang akan menjadi Kampung Inggris selanjutnya, Sugiarto belum bisa menjawab. Menurutnya, hal itu tergantung dengan kondisi perkembangan wilayah transmigrasi.
Disebutkannya, pendirian kampung Inggris ini akan bekerjasama dengan lembaga kursus bahasa Inggris ACCESS English Studies, Kampung Inggris, Pare Kediri dan Organisasi Persatuan Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI). Metode belajar yang akan diterapkan dengan mengadopsi sistem yang digunakan oleh ACCESS English Studies yaitu metode Natural Learning Ability (NLA), dan Neuro Linguistic Programming (NLP). (cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bahas DIPA, Presiden SBY Tegur Empat Gubernur Bolos
Redaktur : Tim Redaksi