Beda dengan Demokrat, PKS Tak Pusingkan Kontribusi Prabowo

Senin, 12 November 2018 – 15:40 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menerima peserta program Pendidikan Kaderisasi Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bogor di Ruang GBHN Gedung Nusantara Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (2/11). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nurwahid mengatakan, partainya tidak memiliki kekhawatiran suara pemilihan umum (pemilu) bakal turun karena tidak mempunyai kader yang diusung sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres).

Menurut Hidayat, PKS memiliki tradisi sendiri yakni tidak pernah membasiskan perolehan suara kepada coattail effect, dan harus memiliki capres dan cawapres dari kader internal.

BACA JUGA: Dukung Prabowo, Honorer K2 Mulai Bergerak

Hidayat menjelaskan, perolehan suara PKS dari 2004, 2009, hingga 2014 mengalami kenaikan di saat tidak memiliki capres dan cawapres dari kader internal. Sebab, PKS selalu mengandalkan mesin dan kader partai serta kinerja anggota DPR.

“Kami berdiri di atas kaki partai sendiri, dan kami mendukung capres-cawapres dan kami memperjuangkan memenangkan capres-cawapres waktu itu. Tapi itu tidak terkait dengan perolehan daripada PKS,” kata Hidayat di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (12/11).

BACA JUGA: Respons Kiai Maruf Sikapi Kekhawatiran Pak SBY

Wakil ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu menambahkan, bagi PKS ada atau tidak capres maupun cawapres dari internal sendiri bukan menjadi rujukan untuk menghadirkan kesuksesan partainya dalam mendapakan dukungan maupun suara dari rakyat Indonesia.

Menurutnya, berdampak atau tidak pengusungan Prabowo-Sandi kepada perolehan suara PKS, bukan menjadi rujukan utama. Hidayat menegaskan, rujukan utama adalah kinerja partai, calon-calon legislatif, rekam jejak yang selama ini dimiliki PKS.

BACA JUGA: Kitorang Yakin Jokowi-Maruf Menang 80 Persen di Sulut

Resep tersebut sudah terbukti membuat perolehan suara PKS naik dari pemilu ke pemilu. “Untuk 2019 sekalipun (pemilunya) dibarengkan, saya yakin publik juga mengetahui bahwa PKS mempunyai track record, kinerja, anggota dewan, keberpihakan masalah umat dan bangsa,” ujarnya.

Kendati demikian, Hidayat memastikan, keputusan partai yang sudah mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno sebagai capres dan cawapres, tetap diperjuangkan untuk meraih kemenangan.

“Tapi, kami juga akan perjuangkan kepentingan partai dan alat-alatnya. Kami tidak mendikotomikan di antara keduanya. Karena keduanya akan berjalan terus beriringan,” paparnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, PDI Perjuangan dan Partai Gerindra sebagai partai yang paling diuntungkan dalam Pemilu 2019 mendatang.

Menurutnya, suara PDIP dan Partai Gerindra dapat meningkat tajam di Pemilu 2019 dengan adanya capres dari kadernya sendiri. Sebaliknya, partai politik yang tidak punya capres dan cawapres suaranya akan menurun di Pemilu 2019.

Meskipun PD tergabung dalam koalisi mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tidak kemudian membuat partainya memiliki keuntungan suara. Menurut dia, hal ini sebagai tantangan berat pertama yang dihadapi Partai Demokrat di Pemilu 2019.

“Sebaliknya partai politik yang tidak punya capres dan cawapres suaranya menurun. Anjlok, itu realitas,” ujar SBY saat memberi sambutan dalam pembekalan caleg DPR RI di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (10/11). (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibas: Demokrat Bukan Partai Genderuwo


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
PKS   Prabowo   Demokrat   Pilpres 2019  

Terpopuler