JAKARTA - Berbeda dengan sang atasan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Wakil Gubernur Basuki T Purnama enggan meramaikan kegiatan kampanye pilkada Jawa Barat (Jabar) beberapa waktu lalu. Pria yang akrab disapa Ahok itu menolak untuk ikut serta dalam kegiatan kampanye.
Hal ini diungkapkan Ketua Fraksi Gerindra, DPRD DKI M. Sanusi. Menurut Sanusi, partainya sempat menawarkan Ahok untuk ikut pilkada Jabar.
"Iya nggak mau dia, diajak diundang, nggak mau dia," ungkap Sanusi kepada wartawan di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (21/2)
Sanusi menjelaskan, rekan satu partainya itu menolak karena merasa sebagai pendatang baru di Gerindra. Ahok merasa perlu belajar lebih banyak tentang ideologi partai sebelum turun ke lapangan menjadi juru kampanye (jurkam).
Selain itu, tambah Sanusi, Ahok juga merasa tidak enak kepada Jokowi yang mendukung calon gubernur yang berbeda dengan usungan Gerindra. Pada Pilkada Jabar tahun ini, Partai Gerindra mendukung pasangan Dede Yusuf-Lex Laksamana. Sementara PDIP yang menjadi kendaraan politik Jokowi mengusung pasangan cagub Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki.
"Menghargai gubernur juga lah, kan gubernur sudah di sana, masa dia ke yang lain," jelas anggota Komisi A itu.
Lebih lanjut, Sanusi mengakui bahwa popularitas Ahok dapat membantu cagub jagoan Partai Gerindra dalam pilkada Jabar. Hanya saja, ia menegaskan bahwa Ahok bukanlah orang yang bisa dipaksa oleh partai.
"Pak wagub kita itu nggak bisa di intervensi, urusannya rakyat saja, jadi gak ada intevensi. Jadi kita gak perlu khawatir," pungkas Sanusi.
Seperti diketahui, pada akhir pekan lalu Gubernur Jokowi ikut serta dalam kampanye pasangan cagub Rieke-Teten di Bandung dan Depok. Hal yang sama akan dilakukan Jokowi akhir pekan ini dalam kampanye pilkada Sumatera Utara untuk menjagokan pasangan cagub Effendi Simbolon-Djumiran Abdi. (dil/jpnn)
Hal ini diungkapkan Ketua Fraksi Gerindra, DPRD DKI M. Sanusi. Menurut Sanusi, partainya sempat menawarkan Ahok untuk ikut pilkada Jabar.
"Iya nggak mau dia, diajak diundang, nggak mau dia," ungkap Sanusi kepada wartawan di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (21/2)
Sanusi menjelaskan, rekan satu partainya itu menolak karena merasa sebagai pendatang baru di Gerindra. Ahok merasa perlu belajar lebih banyak tentang ideologi partai sebelum turun ke lapangan menjadi juru kampanye (jurkam).
Selain itu, tambah Sanusi, Ahok juga merasa tidak enak kepada Jokowi yang mendukung calon gubernur yang berbeda dengan usungan Gerindra. Pada Pilkada Jabar tahun ini, Partai Gerindra mendukung pasangan Dede Yusuf-Lex Laksamana. Sementara PDIP yang menjadi kendaraan politik Jokowi mengusung pasangan cagub Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki.
"Menghargai gubernur juga lah, kan gubernur sudah di sana, masa dia ke yang lain," jelas anggota Komisi A itu.
Lebih lanjut, Sanusi mengakui bahwa popularitas Ahok dapat membantu cagub jagoan Partai Gerindra dalam pilkada Jabar. Hanya saja, ia menegaskan bahwa Ahok bukanlah orang yang bisa dipaksa oleh partai.
"Pak wagub kita itu nggak bisa di intervensi, urusannya rakyat saja, jadi gak ada intevensi. Jadi kita gak perlu khawatir," pungkas Sanusi.
Seperti diketahui, pada akhir pekan lalu Gubernur Jokowi ikut serta dalam kampanye pasangan cagub Rieke-Teten di Bandung dan Depok. Hal yang sama akan dilakukan Jokowi akhir pekan ini dalam kampanye pilkada Sumatera Utara untuk menjagokan pasangan cagub Effendi Simbolon-Djumiran Abdi. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Paksa RSUD Tambah Fasilitas Kelas III
Redaktur : Tim Redaksi