jpnn.com, JAKARTA - Beredar rekaman suara Aman Abdurrahman, 46, meminta para napi teroris di Rutan Salemba Cabang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, menghentikan perlawanan karena dipicu masalah makanan. Aman alias Oman merupakan tahanan teroris, yang juga pentolan aksi Bom Thamrin Januari 2016 silam.
Di sisi lain, muncul video yang berasal dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Video itu bertolak belakang dengan rekaman suara Oman. Bila oman meminta untuk tidak melawan. Tapi , MIT justru sebaliknya, tidak menyerah.
BACA JUGA: Aman Abdurrahman: Melawan karena Makanan, Masuk Neraka!
Dalam video berdurasi 4 menit tersebut tampak Ali Kalora pengganti pimpinan MIT pasca-Santoso tewas. Ali Kalora diapit oleh dua orang yang menutupi mukanya serta membawa dua senjata laras panjang M 16.
Ali menyebut bahwa jangan pernah berpikir untuk negosiasi atau menyerah. Lihatlah di bumi Poso ini, MIT melawan hanya dengan dua pucuk senjata. ”Melawan ribuan orang,” tuturnya.
BACA JUGA: Hinca: Kerusuhan di Rutan Mako Brimob Memprihatinkan
Berbeda sekali dengan semua tahanan, menurutnya dengan membawa banyak senjata dan amunisi itu maka, melawanlah. ”Lawan dan kita akan diberikan kemenangan di bumi nusantara. Sampai syahid, tanah dan airnya rasanya manis,” tuturnya.
Video dari MIT itu pertama kali menyebar dari sejumlah terpidana kasus terorisme di penjara. Bahkan, video itu sudah digabung dengan pernyataan Oman dalam rekaman suara.
BACA JUGA: Polri Harus Evaluasi Komprehensif Insiden di Mako Brimob
BACA JUGA: Aman Abdurrahman: Melawan karena Makanan, Masuk Neraka
Pengamat Terorisme Al Chaidar menjelaskan, perbedaan antara Oman dengan MIT ini ada pada metode terorisme. Bila MIT ini metode tamkin atau teritorial, namun Oman menjalankan metode Tanzhim alias non teritorial. ”Metode berbeda menimbulkan sikap yang berbeda,” terangnya.
Namun, yang paling penting adalah perbedaan ini akan membuat konflik internal di kalangan kelompok terorisme, JAD. ”Sebenarnya rekaman suara Oman itu menunjukkan fatwanya,” jelasnya dihubungi Jawa Pos kemarin.
Perlu diketahui, Oman sebagai pemimpin ideologis JAD selalu menggaungkan untuk berjihad. Namun, Al Chaidar menyebut bahwa satu kali pun Oman ini belum pernah berjihad. ”Dia menjadi pemimpin ideologis, tapi tidak pernah menjalankan yang diyakininya,” tuturnya.
Kemarin juga seharusnya Oman menjalankan persidangan untuk kasus bom Thamrin. Namun, akhirnya sidang tersebut ditunda karena hakim dan jaksa merasa bahwa kondisi keamanan belum stabil. Belum diketahui hingga kapan sidang tersebut ditunda. (idr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadli Minta Polri Investigasi Insiden di Mako Brimob
Redaktur & Reporter : Soetomo