Bedah Buku Prijanto Ricuh

Rabu, 05 September 2012 – 14:00 WIB
JAKARTA - Acara bedah buku karya Wakil Gubernur DKI, Prijanto berjudul "Kenapa Saya Mundur" yang diadakan di Hotel Pullman, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat mendadak ricuh. Di tengah acara yang bertajuk "Mahkamah Intelektual Menguji Kebenaran dan Kejujuran Prijanto" itu, sekelompok orang yang hadir sebagai peserta tiba-tiba mengacungkan poster dan berteriak-teriak.
 
Kericuhan terjadi saat Prijanto hendak menjelaskan perihal dugaan kasus korupsi di Pemprov DKI yang dilaporkannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu. Para perusuh kemudian membentangkan poster bergambar Prijanto. Poster bertuliskan ungkapan kekecewaan atas sikap Prijanto yang mundur dari jabatannya. Salah satunya poster bertuliskan "Jadi jendral kok hobinya curhat"
 
Sontak saja aksi mereka memancing reaksi beberapa peserta lain dalam acara bedah buku Prijanto. Peserta yang tidak senang meminta poster diturunkan dan meminta para perusuh meninggalkan tempat acara.
 
Akibat situasi yang memanas petugas keamanan akhirnya  menarik para perusuh keluar ruangan. Namun, kelompok peserta yang tidak senang terhadap aksi unjuk rasa dadakan itu mengejar keluar dan hampir menimbulkan perkelahian. Beruntung percekcokan bisa dilerai petugas keamanan hotel.
 
Delapan orang yang mendemo Prjano digelandang keluar dari area Hotel Pullman dan tidak diizinkan masuk lagi. Salah satu pericuh bernama Khoir mengaku melakukan aksinya karena kecewa dengan sikap Prijanto yang mundur dari jabatannya.
 
"Saya hanya mempertanyakan kesetiaan Pak Prijanto pada Sapta Marga, kenapa menyerah," ujar pria yang mengaku sebagai mahasiswa salah satu universitas swasta di Jakarta ini.
 
Menurutnya, Prijanto yang seorang purnawirawan perwira tinggi TNI tak sepantasnya menyerah ketika dizhalimi. Ia menganggap, Prijanto hanya mengeluh dengan berusaha mundur dan menulis buku.
 
Tentara harusnya tidak menyerah tabrak aja, kalau perlu HAM ditabrak. Tabrak dong, benerin, jangan cengeng," ucap Khoir dengan nada kesal.
 
Khoir enggan menjawab ketika ditanya apakah dirinya simpatisan Prijanto. Ia mengaku bahwa aksinya bentuk kekecewaan terhadap sikap Prijanto yang tidak menunjukkan keberanian seorang prajurit.
 
"Ini bukan soal itu, tidak ada hubungannya ini soal keberanian," pungkas mahasiswa jurusan teknik mesin angkatan 2001 itu. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tangani Sengketa Fasum, MA Didesak Pentingkan Rakyat

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler