jpnn.com - SURABAYA – Satu anggota sindikat begal yang sudah lama beraksi di Kota Pahlawan berhasil ditangkap Polrestabes Surabaya. Dia adalah Rizal Halim, 19, warga Jalan Pandegiling, Surabaya, Jawa Timur.
Dia dibekuk setelah menjambret handphone milik Suhadi, 25, warga Bangkalan, Madura, yang melintas di Jalan Dr Sutomo, Surabaya, Minggu (1/3).
BACA JUGA: Pria Perkasa Itu Punya Istri Lebih Satu
Saat hendak membawa kabur hasil rampasan tersebut, dia jatuh dan langsung dihajar massa.
Kanit Jatanum Polrestabes Surabaya AKP Dewa Putu Prima mengatakan, saat melakukan aksinya tersebut, Rizal tidak sendiri. Dia dibantu empat tersangka lain, Pandu, Novanto, Fendy, serta Dicky.
BACA JUGA: Penganiaya Ibu Kandung Ternyata Sakit Jiwa
Mereka menggunakan dua sepeda motor. Satu sepeda motor digunakan untuk berboncengan tiga orang, Pandu, Novanto, dan Fendy.
Halim bertugas sebagai joki untuk temannya. Dicky bertindak sebagai eksekutor dalam aksi tersebut.
BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi di Jambi Paling Pesat di Pulau Sumatera
”Modusnya, para tersangka mencegat korban dengan alasan menanyakan alamat rumah. Nah, pas korban berhenti, salah satu tersangka, Dicky, mengeluarkan celurit untuk menakut-nakuti korbannya,” papar Dewa di Mapolrestabes Surabaya seperti yang dilansir Radar Surabaya (Grup JPNN.com), Senin (2/3).
Selain di Jalan Dr Sutomo, komplotan tersebut sering beraksi di beberapa kawasan lain di Surabaya. Di antaranya, Jalan Kartini dan di depan Pakuwon Trade Center (PTC). Bahkan, pada aksi di depan PTC dua minggu lalu, Halim dan kawanannya berhasil menggasak sepeda motor Honda Vario.
”Modusnya sama. Mereka memepet korban dan bertanya alamat, lalu merebut sepeda motor korban,” tutur Dewa.
Dewa mengatakan, saat beraksi, komplotan itu tidak sembarangan memilih korban. Mereka selalu menunggu sasaran yang tepat untuk menjadi korban. Di antaranya, perempuan yang berkendara sendirian serta korban yang melintas di jalanan yang minim penerangan.
”Karena itu, masyarakat harus lebih waspada,” ujarnya.
Di hadapan penyidik, Halim mengaku melakukan aksi tersebut sejak beberapa bulan lalu. Setelah mengambil barang milik korban, mereka menjual hasil curian tersebut ke penadah. Namun, dia menyatakan tidak tahu tempat penjualan barang jarahan tersebut. ”Yang menjual semua adalah Dicky. Saya cuma diberi bagian,” ungkapnya.
Halim mengatakan, dalam sekali operasi, dirinya mendapat bagian yang berbeda-beda. Ketika merampas motor di depan PTC, dia hanya diberi Dicky uang Rp 500 ribu. Untuk hasil menjambret, biasanya dia dapat Rp 50 hingga Rp 100 ribu.
”Ya, semua bergantung pada barang yang diambil. Kalau barangnya bagus dan dijual mahal, pasti saya dapat bagian yang lebih banyak,” ungkapnya. (yua/c1/opi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Antisipasi Begal, Wakapolsek Disruduk Vespa
Redaktur : Tim Redaksi