jpnn.com, JAKARTA - Perkembangan film horor di Indonesia semakin kompleks dari waktu ke waktu.
Terlihat dari suksesnya KKN di Desa Penari yang menjadi film horor terlaris dengan 9,2 juta penonton.
BACA JUGA: 10 YouTuber Diselidiki Gegara Konten Rumah Horor, Waduh
Hal ini membuktikan kalau konten genre horor Indonesia saat ini makin berkualitas. Bukan hanya tontonan yang memberikan kesan takut dan ngeri belaka.
Tak hanya film, konten audio bergenre horor juga menunjukkan angka peningkatan ketertarikan signifikan.
BACA JUGA: Tatjana Saphira Main Film Horor Pertama Kali, Senang Gegara Ini
Berdasar pencatatan platform konten audio lokal Noice, horor menduduki peringkat ke-2 genre yang paling banyak didengarkan.
Salah satu konten horor yang belakangan ini diminati umumnya berformat audioseries.
BACA JUGA: 3 Berita Artis Terheboh: Kiki Amalia Diizinkan Kerja di Dunia Malam, Iis Dahlia: Dia Harus...
Penulis Sweta Kartika, menjadi salah satu kreator konten yang mengembangkan format audioseries horor di Noice.
“Mengadaptasikan karya tulisan bertema horor ke dalam format audio menjadi tantangan tersendiri bagi saya," kata Sweta kepada media, baru-baru ini.
Pemilik komik horor bertajuk Journal of Terror: Kelana itu mengaku ada banyak detail yang dipikirkan dalam penggarapan audioseries ini.
Mulai dari menyesuaikan cara bercerita, pertimbangan efek suara serta pembawaan karakter harus rapi dan presisi.
"Setelah melalui proses yang cukup panjang dan kompleks bersama tim Noice, ternyata hasilnya melebihi ekspektasi," tuturnya.
Sweta mengaku senang dan antusias melihat audioseries Journal of Terror: Kelana banyak didengar.
Menurutnya, audioseries ini dapat memberikan sensasi yang lebih menegangkan karena imajinasi para pendengar.
"Ikut berkelana, seolah mereka menyaksikan atau bahkan mengalami langsung petualangan Prana, sang tokoh utama dalam cerita ini," ujar Sweta.
Audioseries Journal of Terror: Kelana sudah didengar lebih dari 1 juta listening minutes dan telah memasuki season ke-2. (mcr31/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah