jpnn.com, SURABAYA - Kelompok suporter fanatik Persebaya, Bonek punya cara unik melawan upaya politisasi klub kesayangannya oleh sejumlah pihak yang pengin membangun citra jelang Pilkada Surabaya 2020.
Mereka membentangkan sejumlah spanduk untuk menentang permainan politik dalam laga pembuka Shopee Liga 1 di Gelora Bung Tomo (GBT), Sabtu (29/2) .
BACA JUGA: 50 Ribu Bonek Jadi Saksi Persebaya Ditahan Imbang Persik 1-1
Ada tiga spanduk yang dibeber suporter setia Persebaya tersebut.
Pertama, spanduk bertulisan 'Pengorbanan Kami Bukan untuk Ajang Pilwali' yang dicetak dengan latar hitam dan tulisan putih.
BACA JUGA: Cari Tiket Laga Persebaya vs Persik? Telat Bro
Kemudian spanduk bertulisan Against Political Football dan 'Ini Kandang Persebaya, Bukan Panggung Pilkada'. Keduanya dicetak dengan warna dominan khas Persebaya yakni hijau.
Semua spanduk itu dibeber di tribun timur jelang pertandingan memasuki babak kedua.
BACA JUGA: 3 Kapten Persebaya Surabaya, Makan Konate yang Pertama
Munculnya spanduk tersebut rupanya membuat panpel bak kebakaran jenggot. Beberapa saat setelah spanduk terpasang, sejumlah petugas mendatangi tribun timur untuk menggulung kembali spanduk. Benar saja, setelah itu spanduk tak lagi terlihat.
Tokoh Bonek dari tribun timur, Hasan Tiro, mengakui bahwa spanduk-spanduk tersebut adalah pernyataan sikap Bonek terhadap manajemen yang diduga mulai bermain politik. “Kami mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, bahkan nyawa itu semua demi Persebaya. Sangat disayangkan jika semua itu ternyata dimanfaatkan untuk memberi panggung bagi bakal cawali tertentu,” kata Hasan dalam rilis yang diterima redaksi, Senin (2/3).
Hasan menyebutkan, dalam pantauannya terlihat ada pihak manajemen yang belakangan lengket dengan salah satu bakal calon kandidat peserta Pilkada Surabaya 2020.
Bonek menjadi saksi sosok yang digadang-gadang bakal ikut bersaing memperebutkan kursi Surabaya 1 itu, duduk di tribun VVIP bersama manajemen. "Padahal, apa kaitannya dia dengan Persebaya?” kata Hasan.
Dia juga mendengar kabar ada pihak manajemen yang menghadiri deklarasi pencalonan bakal calon wali kota beberapa waktu lalu. “Kami mendukung Persebaya tidak sehari dua hari. Selalu, setiap kali pengurus bermain politik maka tim yang jadi korban karena cuma jadi kendaraan politik belaka,” kata Hasan.
Efek buruk politisasi Persebaya, kata Hasan, sudah terlihat jelas. Green Force ditahan seri Persik Kediri 1-1 dalam laga pembuka Liga 1. Padahal, tim berjuluk Macan Putih itu notabene adalah tim promosi.
“Asyik bermain politik, tim yang jadi korban. Kami tak ingin itu terjadi. Makanya kami mengingatkan manajemen dengan spanduk-spanduk ini,” katanya.
Hasan menyayangkan jika Persebaya dipolitisasi. “Tanpa partai politik, tanpa campur tangan politikus, kami percaya manajemen pasti bisa mengelola Persebaya hingga menjadi mandiri dan besar. Kenapa harus juga mendatangkan politikus ke GBT dan memberi mereka panggung. Eman Persebaya-nya,” katanya. (*/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek