jpnn.com, SURABAYA - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Surabaya punya cara khusus untuk mengkampanyekan pasangan calon pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur maupun pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya yang mereka usung.
Pada pilkada serentak 2024 ini, Golkar mengusung Khofifah Indar Prawansa -Emil Elestianto Dardak di Pilgub Jatim, sedangkan Eri Cahyadi-Armuji di Pilwali Surabaya.
BACA JUGA: Sarmuji Tepis Kursi Ketua MPR Sudah Tradisi Diisi Partai Golkar
Melalui kampanye yang dikemas dalam bentuk ziarah Wali Lima, Golkar Surabaya berusaha menyentuh hati masyarakat dengan cara yang lebih kultural dan relevan dengan tradisi lokal.
Wakil ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Golkar Surabaya, Ahmad Nurjayanto mengatakan kampanye melalui ziarah Wali Lima bukan hanya menjadi ajang untuk mengenalkan visi-misi pasangan calon, tetapi juga sebagai bentuk refleksi dan doa agar pelaksanaan Pilkada dapat berjalan damai dan sukses.
BACA JUGA: Golkar Pengin Dapat Lebih 5 Kursi Menteri di Kabinet Prabowo
“Ikhtiar kami agar para calon yang kami dukung bisa memenangkan hati masyarakat Surabaya,” kata Ahmad.
Selain itu, ziarah Wali Lima juga menjadi salah satu rangkaian acara menuju peringatan lahirnya Golkar yang tepat jatuh pada 20 Oktober.
BACA JUGA: MQ Iswara Dilantik Sebagai Pimpinan DPRD Jabar, Hasnan Sungkar: Kader Terbaik Golkar
“Melalui ziarah wali lima ini juga sebagai wujud rasa syukur kami atas kiprah partai yang hingga usia 60 tahun ini,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua panitia HUT Golkar ke 60 DPD Golkar Surabaya, Aldi Blaviandi mengatakan kegiatan ziarah Wali Lima membawa pesan para calon yang diusung memahami dan menghormati akar budaya serta nilai-nilai masyarakat Jawa Timur khususnya di Surabaya.
“Dengan kegiatan ini, Golkar menekankan pentingnya hubungan yang lebih personal antara kandidat dengan warga, memanfaatkan kedekatan kultural sebagai cara untuk membangun ikatan emosional yang lebih kuat,” kata Aldi.
Dia menjelaskan pendekatan ini juga mencerminkan filosofi bahwa politik tidak hanya soal perebutan kekuasaan, tetapi juga soal pelayanan yang berakar pada nilai-nilai lokal.
“Ziarah Wali Lima menjadi simbol pendekatan politik yang lebih membumi, mengutamakan tradisi serta spiritualitas, dan menciptakan suasana kampanye yang lebih hangat dan menyentuh,” tandasnya. (mcr23/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Andra Soni-Dimyati Merasa Kena Prank Partai Golkar, Waduh
Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Ardini Pramitha