jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) tengah berusaha untuk bisa mencapai target swasembada protein hewani. Salah satu caranya dengan terus konsisten memperhatikan dan mendorong usaha peternakan rakyat serta memprioritaskan keberadaan ternak lokal dalam pemenuhan pangan asal ternak dalam negeri.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita mengatakan pihaknya telah menyusun berbagai program terobosan untuk mencapai swasembada protein hewani ini dengan mendongkrak pasokan daging sapi di dalam negeri, dengan tujuan dapat menciptakan ketersediaan daging yang sehat dan harga terjangkau.
BACA JUGA: Peran Kementan dalam Menuntaskan Masalah Stunting
“Upaya ini dijalankan secara terstruktur, bertahap dan jangka waktu panjang. Ini merupakan tahap awal menuju lumbung pangan dunia,” kata Ketut dalam keterangannya, Rabu (24/7).
BACA JUGA: Kementan Dapat Apresiasi dari FAO Karena Sukses Menanggulangi Flu Burung
BACA JUGA: Perkuat Sistem Perkarantinaan, Kementan Transfer Teknologi Bio-Sensing dari Belanda
Untuk mewujudkannya, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan telah melaksanakan program-program terobosan seperti mempercepat peningkatan populasi sapi di tingkat peternak, dengan melakukan upaya khusus sapi indukan wajib bunting atau upsus siwab.
Ketut menuturkan, capaian program upsus siwab secara nasional sejak 2017 hingga bulan Juni 2019, sangat mengembirakan dengan nilai realisasi Inseminasi Buatan atau IB mencapai 105 persen atau 10.543.296 ekor akseptor dari target 10 juta.
BACA JUGA: Pembenahan Tata Kelola Air untuk Meningkatkan Produktivitas Pertanian Rawa
Kemudian realisasi kebuntingan mencapai 69,19 persen dari target 7,2 juta kebuntingan dan realisasi kelahiran mencapai 64,18 persen dari target 5.760.000 ekor.
Untuk capaian kinerja upsus siwab di DI Yogyakarta dari bulan Januari hingga 22 Juli 2019 menunjukkan hasil yang baik. Di mana realisasi IB sebanyak 63.399 ekor atau 63,40 persen, kebuntingan 32.676 ekor atau 46,68 persen dari target dan kelahiran sebanyak 33.371 ekor atau 59,59 persen dari target.
Ketut juga mengapresiasi capaian kinerja upsus siwab di Kabupaten Bantul yang dinilai cukup baik, dimana berdasarkan data dari Januari hingga 22 Juli 2019 realisasi IB sudah mencapai 80,06 persen atau 21.618 ekor kebuntingan telah mencapai 53,15 persen atau sebesar 18.941 ekor dan kelahiran sudah mencapai 60,70 persen atau 9.178 ekor.
Kemudian penambahan sapi indukan Brahman Cross pada 2015-2016 dan 2018. Sekitar 8.985 ekor sapi Brahman Cross telah didistribusikan ke-15 provinsi di seluruh Indonesia. Ketut menerangkan dalam mendukung pengembangan ternak di DIY, sejak 2016-2018, telah difasilitasi bantuan ternak untuk DIY sebanyak 451 ekor sapi potong, dan 20 ekor kambing.
Upaya terobosan lainnya yang tidak kalah penting adalah pengembangan sapi Belgian Blue di Indonesia. Sapi ini berasal dari negara Belgia dan memiliki prosentase karkas yang tinggi karena memiliki karakteristik double muscle.
Per 14 Juli 2019, telah lahir 392 ekor kelahiran sapi Belgian Blue hasil transfer embrio dan IB, dan sebanyak 475 ekor dalam keadaan bunting. Diharapkan pada 2019 bisa menghasilkan 1.000 pedet sapi Belgian Blue.
“Melalui introduksi sapi BB ini diharapkan terciptanya rumpun sapi potong khas Indonesia yang mempunyai produktifitas tinggi untuk mendukung produksi sapi potong nasiona,” tandas Ketut.(cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Pasok Alsintan Demi Genjot Produksi Jagung Petani
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan