Begini Cara PB Djarum Mencetak Pebulu Tangkis Andal dan Berprestasi

Selasa, 08 September 2020 – 02:33 WIB
Suasana diskusi via aplikasi zoom bersama PB Djarum. Foto: capture screen

jpnn.com, JAKARTA - Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum menyelenggarakan bincang media, Senin (7/9). Sebagai superklub, PB Djarum menjelaskan tentang ekosistem bulu tangkis yang ideal sehingga dapat meraih prestasi dunia dan mengharumkan nama Indonesia.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin hadir bersama para narasumber. Selain dia, ada Christian Hadinata (Legenda Bulu Tangkis Indonesia dan Tim Penasihat PB Djarum), Hariyanto Arbi (Legenda Bulutangkis Indonesia dan Ketua Komunitas Bulutangkis Indonesia).

BACA JUGA: Banyak Juga Ya Turnamen Bulu Tangkis Dibatalkan Gegara COVID-19

Kemudian, senior lainnya ialah Fung Permadi (Manager Team PB Djarum), serta dua atlet muda PB Djarum, Bernadine Anindya Wardana (asal Klaten, Jawa Tengah) dan Radithya Bayu Wardhana (asal Tanjung Pinang, Kepulauan Riau).

"Ekosistem bulu tangkis Indonesia sangat penting dan sangat vital. Karena itu adalah rantaian yang tidak terputus dari pelaku-pelaku bulutangkis di Indonesia. Mata rantai pertama adalah klub dari daerah, yang merupakan cikal bakal pemain-pemain yang di daerah telah berlatih dan bertanding, untuk kemudian masuk ke klub besar dan dibina menjadi seorang juara," kata Yoppy.

BACA JUGA: Pensiun dari Dunia Bulu Tangkis, Ini Deretan Rencana Tontowi

Oleh karenanya, Yoppy menyebut istilah layer bawah atau lapisan atlet di kelompok usia 11 hingga 19 tahun, menjadi target usia pembinaan di PB Djarum. Sementara, guna menggairahkan ekosistem bulutangkis di Tanah Air, PB Djarum juga menyambangi berbagai kota di Tanah Air melalui Audisi Umum PB Djarum. Layer awal ini, menurut Yoppy, jarang dilirik oleh sponsor dan donatur di Indonesia.

"Sponsor di Indonesia yang memiliki komitmen tinggi di layer bawah terhadap sebuah cabang olahraga itu sangat sedikit. Banyak memang yang menaruh minat pada liga-liga elite, tetapi kita lupa bahwa kita juga membutuhkan layer bawah yaitu pembinaan di usia dini. Mereka lah yang bakal menggantikan atlet-atlet di gelanggang elite tersebut," terangnya.

BACA JUGA: Menpora Tinjau Pelatnas Bulu Tangkis Jelang Olimpiade Tokyo 2020

PB Djarum melakukan pembinaan secara komprehensif, termasuk penerapan sports science setelah mendapatkan bibit-bibit pemain yang bagus itu. Fung menilai, sports science di PB Djarum mencakup fisioterapi, pelatihan fisik, dan kecukupan nutrisi.

"Memang sports science ini terus berkembang. Banyak juga bermunculan alat-alat untuk pelatihan fisik atau metode peningkatan kemampuan fisik yang bisa diakses melalui media sosial atau situs berbagi video. Tetapi bagi kami, sports science harus sesuai dengan kebutuhan setiap atlet dan atlet juga punya kemauan besar untuk sukses," jelas Fung.

Di sisi lain, Christian Hadinata berharap atlet masa kini bisa mendulang prestasi yang lebih tinggi lagi daripada atlet di masa lalu. Alasannya, fasilitas maupun informasi saat ini aksesnya sangat mudah dijangkau oleh para calon juara dunia ini.

"Jangan meminta atau menuntut apa yang diberikan organisasi atau klub. Tapi harus sebaliknya, apa yang bisa kita berikan sebagai atlet kepada organisasi atau klub. Lebih tinggi lagi, kepada negara dan bangsa. Kalau itu sudah dicapai, saya yakin yang lainnya akan menyusul," tuturnya.(dkk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler