Begini Cara Pemkab Kudus Agar Warganya Pandai Kelola Uang

Rabu, 20 Desember 2017 – 20:52 WIB
Bupati Kudus Musthofa Wardoyo bersama warganya. Foto: istimewa for JPNN.com

jpnn.com, KUDUS - Pemkab Kudus, Jateng, ingin warganya pandai mengelola keuangan. Kabupaten yang dikenal sebagai salah satu basis UKM di Jawa Tengah (Jateng) tersebut sejak April 2017 lalu berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merancang program literasi dan inklusi keuangan bagi masyarakat desa.

Program yang diberi nama Desa Pandai OJK ini merupakan yang pertama di Indonesia dan akan dijadikan percontohan untuk dapat direalisasikan di desa-desa lainnya di Jawa Tengah bahkan di seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Abdul Nasir dan Ahmad Sodiq, Kisah Dua Tukang Koran yang Segera Naik Haji

Pemkab Kudus menerapkan program Desa Pandai OJK ini di seluruh 123 desa dan sembilan kelurahan yang ada di daerah tersebut.

“Melek keuangan adalah salah satu syarat untuk jadi orang sukses. Kita tidak bisa sukses kalau tidak pintar mengelola keuangan,” ujar Bupati Kudus Musthofa Wardoyo, Rabu (20/12)

BACA JUGA: Raih Adipura Kencana, Begini Tanggapan Bupati Kudus

Cakupan program Desa Pandai OJK ini tidak hanya menyasar kelompok usia dewasa, tapi juga anak-anak dan remaja.

Dalam program ini, warga diberikan juga pelatihan mengelola usaha kecil agar menjadi usaha yang bankable dan layak menerima kredit usaha.

BACA JUGA: Menhub Blusukan ke Jateng

Sementara bagi anak-anak dan remaja, diberikan juga edukasi internet sehat dan perpustakaan.

Musthofa menjelaskan, dijadikannya anak-anak dan remaja merupakan langkah untuk memutus rantai kemiskinan. Pasalnya, kemiskinan bukan hanya soal taraf ekonomi, tapi juga mentalitas.

“Mentalitas mandiri dan kecerdasan berusaha harus dibangun sejak usia dini. Jangan berharap kita bisa memutus rantai kemiskinan jika tidak mampu menawarkan masa depan untuk anak-anak dan remaja,” lanjut Musthofa.

Sebagaimana diketahui, literasi dan inklusi keuangan di Indonesia saat ini masih tergolong rendah, jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Indeks literasi keuangan di Indonesia pada tahun 2016 baru mencapai 29,66% sedangkan indeks inklusi keuangan baru mencapai 67,82%.

Dengan program Desa Pandai OJK, target indeks inklusi keuangan yang dicanangkan pemerintah sebesar 75% pada tahun 2019, dapat tercapai. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler