Begini Cara Siswa Sekolah CH Membuktikan sebagai Agen Perubahan 

Senin, 18 November 2024 – 15:03 WIB
Acara Kemah Penggalang dan Penegak di tepi Danau Buyan pada 15-16 November menjadi bukti nyata pendekatan holistik CH dalam membentuk generasi yang mandiri, kreatif, dan berjiwa pemimpin. Foto dok. Sekolah CH

jpnn.com, JAKARTA - Sekolah Cendekia Harapan (CH) terus mengukuhkan reputasinya sebagai sekolah internasional terdepan di Bali yang menjunjung tinggi kearifan lokal serta menciptakan dampak positif bagi komunitas. 

Acara Kemah Penggalang dan Penegak di tepi Danau Buyan pada 15-16 November menjadi bukti nyata pendekatan holistik CH dalam membentuk generasi yang mandiri, kreatif, dan berjiwa pemimpin.

BACA JUGA: Sekolah Cendekia Harapan Raih 7 Penghargaan Bergengsi, Hadirkan Pendidikan Berbasis Penelitian

Dihadiri oleh siswa CH yang berasal dari berbagai latar belakang internasional, acara ini turut mengundang perhatian masyarakat dan sekolah-sekolah setempat, seperti SDN 4 Pancasari, SMPN 2 Sukasada, dan SMAS Candimas. Suasana multikultural yang dihadirkan menciptakan peluang unik untuk pertukaran budaya dan kolaborasi. 

“Saya kagum melihat bagaimana siswa CH begitu mandiri mendirikan tenda, memasak, dan menjaga kebersihan area camping,” ungkap Bangkit, siswa kelas 6 SDN 4 Pancasari, Senin (18/11).

BACA JUGA: Sekolah Cendekia Harapan dan Universitas Bali Dwipa Berkolaborasi Implementasikan MBKM

Kegiatan di kemah ini dirancang untuk mengasah keterampilan praktis siswa dalam menghadapi tantangan alam.

Dari pionering hingga latihan survival, siswa CH menunjukkan bahwa kemampuan mereka tidak hanya diperoleh di dalam kelas, tetapi melalui pengalaman langsung.

BACA JUGA: Sekolah Cendekia Harapan Gandeng Kreats Siapkan Generasi Melek Data 

Puncak kemeriahan terjadi di malam hari dengan pentas seni spektakuler yang menggabungkan kreativitas dan keberagaman budaya. 

Penampilan Tari Puspanjali dari siswa CH dan SDN 4 Pancasari memukau penonton, diikuti drama Puputan Badung yang dibawakan SMPN 2 Sukasada dan band performance dari SMAS Candimas.

Siswa CH menjadi sorotan utama dengan berbagai pertunjukan bertema seni tradisional dan modern yang menunjukkan kekompakan dan bakat mereka. 

“Kami ingin menampilkan bahwa seni, baik tradisional maupun modern, dapat menyatukan kami,” ujar Kirana, siswa CH, penuh semangat.

Dipilihnya tepi Danau Buyan sebagai lokasi acara memperkuat koneksi siswa dengan alam. Lokasi ini menyediakan suasana yang ideal untuk belajar dan mengapresiasi keindahan alam.

Siswa CH mempraktikkan daur ulang dan membersihkan area perkemahan untuk menanamkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. 

“Pendidikan karakter mencakup kepedulian terhadap alam dan komunitas,” ungkap I Gede Sindy Artha Wiguna, S.Pd., M.M., salah satu pembina pramuka.

Kepala Sekolah CH, Juwaria Muqtadir, mengapresiasi antusiasme siswa dan partisipasi aktif sekolah lain. Ini bukan sekadar kemah, melainkan pengalaman yang memperkuat persahabatan, keberagaman, dan cinta lingkungan.

"Saya bangga melihat siswa kami beradaptasi dan bekerja sama dengan luar biasa,” ujar Juwaria. 

Dia juga menekankan pentingnya acara seperti ini dalam mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam pendidikan berkelas internasional yang diberikan di CH. 

Kemah penggalang dan penegak 2024 telah menjadi tonggak inspiratif, memperlihatkan bagaimana pendidikan internasional yang berpadu dengan nilai-nilai lokal dapat membentuk generasi yang berani, peduli, dan siap memimpin.

Dengan penuh semangat, siswa CH telah membuktikan bahwa mereka adalah agen perubahan yang membawa dampak positif di mana pun berada. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler