jpnn.com, JAKARTA - Bagi masyarakat yang ragu, takut atau tidak setuju dengan vaksin mari ikut berpartisipasi dalam vaksinasi agar Indonesia bisa cepat keluar dari pandemi.
Dokter Erika, Sp,JP. FIHA tidak pernah membayangkan bahwa dirinya menjadi satu dari sekian banyak tenaga kesehatan (nakes) yang berada di garis terdepan penanganan COVID-19.
BACA JUGA: Seperti Ini Cara Vaksin Covid-19 Didistribusikan ke Daerah
Dia pun sangat mengharapkan kehadiran vaksin guna membantu penanganan COVID-19 di Indonesia.
"Perasaan saya waktu itu campur aduk. Terlebih lagi dua anak saya masih kecil. Yang pertama berusia dua tahun dan yang kecil masih tujuh bulan. Tetapi saya menerapkan protokol kesehatan di rumah. Bertemu anak-anak sudah dalam kondisi bersih. Rutin tes swab dan rapid karena saya sangat rentan terpapar," tutur dr. Erika.
BACA JUGA: Edhy Prabowo Sampaikan Pengakuan Terbaru di KPK, Jelas Sudah
Dia bahkan mengaku sempat berpisah dengan anak-anaknya saat menunggu hasil swab ketika terpapar pasien positif.
Sebagai tenaga kesehatan untuk spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Pusat Pertamina, dr. Erika mengalami kecemasan karena takut tertular dan berakibat parah selama merawat pasien COVID-19.
BACA JUGA: Wow, Gibran bin Jokowi Ungkap Cara Mutakhir Menangani Penyebaran Covid-19
"Apalagi, saat ini sudah ratusan tenaga kesehatan yang meninggal akibat COVID-19. Namun tetap saya jalani sebagai sebagai sebuah pengabdian dan menjadi pengalaman yang luar biasa,” ungkapnya dalam dialog produktif dengan tema ‘Indonesia Siapkan Vaksinasi'.
Dialog ini diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) di Media Center KPC PEN pada Rabu (2/12).
Melihat situasi perkembangan kasus dan rendahnya kesadaran protokol kesehatan masyarakat, dr. Erika mengaku sangat siap mendapat vaksinasi dan menantikan vaksin COVID-19.
“Sebagai seorang tenaga kesehatan dan ibu yang berjuang di lini depan, saya sangat menantikan vaksinasi agar bisa menghadapi pandemi. Menurut saya, kalau vaksin sudah diuji klinis saya yakin pasti yang diberikan setidaknya cukup aman. Tidak ragu karena sudah melewati ujian berlapis. Inginnya secepat mungkin divaksinasi," jelasnya.
Dokter Erika juga mengatakan, merawat pasien COVID-19 menjadi pengalaman yang luar biasa, karena dalam proses pengobatannya tidak hanya terkait medis namun juga psikis si pasien.
"Tidak ada keluarga yang boleh merawat, jadi hubungannya tidak hanya sekadar pasien dan dokter," tuturnya.
Dokter Erika berpesan bahwa pandemi belum berakhir, karena itu masyarakat harus tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak).
“Vaksin memang menjadi satu solusi, tetapi meskipun sudah ada vaksin tetap perlu melakukan 3M sampai pandemi benar-benar berakhir. Bagi masyarakat yang ragu, takut atau tidak setuju dengan vaksin mari ikut berpartisipasi dalam vaksinasi agar Indonesia bisa cepat keluar dari pandemi," pesan dr. Erika.(*/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam