jpnn.com, SURABAYA - Claudio Gautiero adalah salah seorang siswa asal Italia yang mengikuti program pertukaran pelajar The American Field Service (AFS) Bina Antarbudaya di Indonesia. Awal pekan lalu dia berkesempatan membuat tempe di Laboratorium Biologi SMA dr Soetomo.
''Saya suka melakukan ini," kata Claudio di sela proses belajar membuat tempe.
Claudio mengungkapkan, dirinya sudah dua kali membuat tempe di sekolah. Namun, dia tetap menyukainya. Bahkan, dia sangat suka memakannya. ''Di Italia tidak ada tempe. Saya suka," ujarnya.
Menurut Claudio, membuat makanan dengan bahan baku kedelai itu tidak sulit. Apalagi, gurunya mengajari dengan sangat sabar. Dari olahan yang dibuat kemarin, yang paling disuka adalah tempe kering. ''Nanti setelah ini, saya berencana membuat tempe di rumah (Italia)," katanya.
Wali Kelas XI MIPA SMA dr Soetomo Ribut Guna Ambarwati mengatakan, tahun ini SMA dr Soetomo mendapatkan siswa dari Italia dalam program AFS Bina Antarbudaya. Claudio belajar di SMA dr Soetomo mulai Juli 2018 hingga Mei 2019. ''Selama di sekolah, kami mengajarkan tentang budaya di Indonesia. Khususnya Surabaya," ujarnya.
Salah satunya adalah kuliner. Kali ini, Ambarwati mengajarkan cara membuat tempe beserta olahannya. Mulai tempe goreng, nugget, keripik, hingga kering tempe. ''Tempe kan salah satu makanan tradisional Indonesia," tambahnya.
Sebelumnya, Claudio juga mendapatkan materi tentang pembuatan tempe yang masuk dalam mata pelajaran biologi. ''Setelah mendapatkan teori, sekarang mulai praktik," katanya.
Claudio, lanjut dia, sangat mudah berbaur dengan teman. Dia memiliki ketertarikan terhadap ilmu eksak. Bahkan, dia pernah ikut lomba kimia mewakili SMA dr Soetomo di Universitas Airlangga. ''Rencananya setelah ini, kami mengajak Claudio mengenal budaya di Surabaya. Kami ajak study tour juga ke beberapa perusahaan," ucapnya. (ayu/c7/dio)
BACA JUGA: Para Bule Cantik Bantu Bangun Desa Terpencil, Kamu Kapan?
Redaktur : Tim Redaksi